Saat Pandemi, Asupan Makan dan Kesehatan Mental Balita Harus Dijaga
Rabu, 07 Oktober 2020 - 11:14 WIB
SURABAYA - Asupan makan dan kesehatan mental bagi balita harus bisa dijaga selama pandemi COVID-19 . Sebab, saat ini banyak orang tua memiliki pilihan terbatas lantaran kehilangan mata pencaharian.
Efek domino yang harus dihadapi berupa asupan gizi yang masuk pada anak-anak menjadi tidak seimbang dan anak-anak rentan terhadap penyakit. Balita dengan gizi baik, dikatakan akan lebih tahan terhadap efek negatif perubahan iklim dan pandemi seperti COVID-19. (Baca juga: Pemberian ASI Aman di Tengah Pandemi )
Selain keberagaman asupan makanan, hal lain pada anak balita yang harus diperhatikan saat pandemi adalah pemenuhan kebutuhan olahraga dan kesehatan mental anak sejak dini. (Baca juga: Pemerintah Terus Dorong Semua Pesantren untuk Bentuk Satgas Covid-19 )
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Afif Kurniawan mengatakan, kebugaran jasmani dan kesejahteraan psikologis anak usia dini di masa pandemi harus diperhatikan dan dijaga.
“Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga stress di masa pandemi ini. Aksi reaksi anak muncul karena pembatasan-pembatasan di masa pandemi. Harus ada strategi aplikasi gerak anak di masa pandemi yang harus dipahami orang tua,” kata Afif saat mengisi materi Makanan Sehat dan Bergizi untuk Balita di Masa Pandemi, pada acara Geliat Airlangga Webinar Series, Rabu (7/10/2020).
Dia mengungkapkan, sekitar 55,5% aktivitas fisik itu justru mendukung prestasi akademik. Sementara dirinya khawatir anak-anak saat pandemi terbatas dalam aktivitas gerak. Padahal anak-anak untuk mengembangkan ketrampilan itu dengan cara bergerak dan bermain bersama teman-temannya.
Afif mengatakan, pandemi COVID-19 menuntut orang tua harus terlibat lebih banyak terhadap tumbuh kembang anak. Orang tua harus mengenal betul perkembangan gerak. Orang tua harus memberikan kesempatan anak-anak untuk melakukan aktivitas gerak fisik, karena saat ini gerak mereka bersama teman-teman sebaya sangat dibatasi.
Harus ada rencana aktivitas gerak untuk anak-anak yang dibuat oleh orang tua bersama dan harus selaras dengan anak-anak. Caranya, dengan memanfaatkan benda-benda yang dimiliki anak dan kegiatan itu harus memiliki tujuan. Aktivitas anak saat ini akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang mereka saat dewasa nanti.
“Kenapa gerak? Karena ini ada kaitan dengan prestasi akademik, perkembangan otak, aktivitas fisik dan kesehatan, kesejahteraan psikologis," kata dia.
Efek domino yang harus dihadapi berupa asupan gizi yang masuk pada anak-anak menjadi tidak seimbang dan anak-anak rentan terhadap penyakit. Balita dengan gizi baik, dikatakan akan lebih tahan terhadap efek negatif perubahan iklim dan pandemi seperti COVID-19. (Baca juga: Pemberian ASI Aman di Tengah Pandemi )
Selain keberagaman asupan makanan, hal lain pada anak balita yang harus diperhatikan saat pandemi adalah pemenuhan kebutuhan olahraga dan kesehatan mental anak sejak dini. (Baca juga: Pemerintah Terus Dorong Semua Pesantren untuk Bentuk Satgas Covid-19 )
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Afif Kurniawan mengatakan, kebugaran jasmani dan kesejahteraan psikologis anak usia dini di masa pandemi harus diperhatikan dan dijaga.
“Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga stress di masa pandemi ini. Aksi reaksi anak muncul karena pembatasan-pembatasan di masa pandemi. Harus ada strategi aplikasi gerak anak di masa pandemi yang harus dipahami orang tua,” kata Afif saat mengisi materi Makanan Sehat dan Bergizi untuk Balita di Masa Pandemi, pada acara Geliat Airlangga Webinar Series, Rabu (7/10/2020).
Dia mengungkapkan, sekitar 55,5% aktivitas fisik itu justru mendukung prestasi akademik. Sementara dirinya khawatir anak-anak saat pandemi terbatas dalam aktivitas gerak. Padahal anak-anak untuk mengembangkan ketrampilan itu dengan cara bergerak dan bermain bersama teman-temannya.
Afif mengatakan, pandemi COVID-19 menuntut orang tua harus terlibat lebih banyak terhadap tumbuh kembang anak. Orang tua harus mengenal betul perkembangan gerak. Orang tua harus memberikan kesempatan anak-anak untuk melakukan aktivitas gerak fisik, karena saat ini gerak mereka bersama teman-teman sebaya sangat dibatasi.
Harus ada rencana aktivitas gerak untuk anak-anak yang dibuat oleh orang tua bersama dan harus selaras dengan anak-anak. Caranya, dengan memanfaatkan benda-benda yang dimiliki anak dan kegiatan itu harus memiliki tujuan. Aktivitas anak saat ini akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang mereka saat dewasa nanti.
“Kenapa gerak? Karena ini ada kaitan dengan prestasi akademik, perkembangan otak, aktivitas fisik dan kesehatan, kesejahteraan psikologis," kata dia.
tulis komentar anda