Peringati Hari Batik, Paslon NUrani Berkomitmen Angkat Potensi Batik Kendal Mendunia
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 19:06 WIB
KENDAL - Memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini, Jumat (2/10/2020) pasangan calon bupati dan wakil bupati Kendal, Ali Nurudin dan Yekti Handayani (NUrani), berkomitmen mengangkat potensi batik khas Kendal ke kancah nasional dan bahkan dunia.
Paslon asal Kendal yang dalam berbagai kesempatan selalu mengenakan kostum batik itu mengaku misi utama dari pencalonannya untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kendal.
Ustad Ali, sapaan akrab Ali Nurudin, mengatakan bahwa kostum batik yang dikenakan dirinya dan wakilnya bukan tanpa maksud. Menurutnya, dengan mengenakan kostum batik sebagai kostum paslon NUrani pihaknya ingin mengangkat potensi daerah melalui batik.
“Batik yang saya dan bu Ani pakai ini produksi pengrajin batik di Kaliwungu. Motifnya khas Kendal, kualitasnya tidak kalah menarik dari batik dari daerah lain. Kita warga Kendal punya batik, dan sudah saatnya ini kita angkat untuk dikenalkan ke masyarakat luas,” terang Ustad Ali.
Lebih dari sekadar kostum, batik kata dia merupakan warisan budaya nasional yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Karena itu, dengan mengenakan batik berarti telah turut melestarikan warisan budaya leluhur sekaligus sebagai identitas bangsa yang berkebudayaan.
Ia menambahkan, untuk mengangkat batik khas Kendal ada banyak PR yang akan dia lakukan. Namun demikian, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada bupati Kendal dari masa Mirna Annisa hingga Widya Kandi Susanti yang menurutnya telah mendukung kelangsungan batik khas Kendal.
“Kami akan tingkatkan lagi agar ke depannya lebih berkembang, melalui support permodalan, jaringan pasar, dan tentunya semua ditopang dengan kebijakan dari pemerintah daerah,” tegasnya.
Sementara itu, calon wakil bupati Yekti Handayani, yang berprofesi sebagai pengusaha dan guru tidak tetap (GTT), mengaku prihatin dengan kelangsungan sektor UMKM yang kesulitan bertahan di tengah situasi pandemi. Akibat pandemi banyak UMKM yang gulung tikar karena produksi tidak diimbangi serapan pasar yang memadai.
“Pandemi ini memang banyak sekali dampaknya, di dunia usaha, khususnya para pelaku UMKM, banyak yang terpaksa banting setir. Untuk UMKM batik, contohnya, banyak mengeluh karena pasar sepi. Mau terus produksi tapi sepi pembeli, modalnya dari mana,” terang Yekti.
Untuk mendorong pengembangan UMKM, belajar dari situasi hari ini, pihaknya mengaku akan menyiapkan program pendampingan, termasuk kepada para pengrajin batik. Dengan UMKM berkembang, maka akan mampu mengangkat perekonomian masyarakat.
Lihat Juga: Peringati HSN 2024 Aparatur Pemerintah Kenakan Sarung, Ketua Dewan: Ini Cara Membuat Santri Bangga
Paslon asal Kendal yang dalam berbagai kesempatan selalu mengenakan kostum batik itu mengaku misi utama dari pencalonannya untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kendal.
Ustad Ali, sapaan akrab Ali Nurudin, mengatakan bahwa kostum batik yang dikenakan dirinya dan wakilnya bukan tanpa maksud. Menurutnya, dengan mengenakan kostum batik sebagai kostum paslon NUrani pihaknya ingin mengangkat potensi daerah melalui batik.
“Batik yang saya dan bu Ani pakai ini produksi pengrajin batik di Kaliwungu. Motifnya khas Kendal, kualitasnya tidak kalah menarik dari batik dari daerah lain. Kita warga Kendal punya batik, dan sudah saatnya ini kita angkat untuk dikenalkan ke masyarakat luas,” terang Ustad Ali.
Lebih dari sekadar kostum, batik kata dia merupakan warisan budaya nasional yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Karena itu, dengan mengenakan batik berarti telah turut melestarikan warisan budaya leluhur sekaligus sebagai identitas bangsa yang berkebudayaan.
Ia menambahkan, untuk mengangkat batik khas Kendal ada banyak PR yang akan dia lakukan. Namun demikian, pihaknya menyampaikan apresiasi kepada bupati Kendal dari masa Mirna Annisa hingga Widya Kandi Susanti yang menurutnya telah mendukung kelangsungan batik khas Kendal.
“Kami akan tingkatkan lagi agar ke depannya lebih berkembang, melalui support permodalan, jaringan pasar, dan tentunya semua ditopang dengan kebijakan dari pemerintah daerah,” tegasnya.
Sementara itu, calon wakil bupati Yekti Handayani, yang berprofesi sebagai pengusaha dan guru tidak tetap (GTT), mengaku prihatin dengan kelangsungan sektor UMKM yang kesulitan bertahan di tengah situasi pandemi. Akibat pandemi banyak UMKM yang gulung tikar karena produksi tidak diimbangi serapan pasar yang memadai.
“Pandemi ini memang banyak sekali dampaknya, di dunia usaha, khususnya para pelaku UMKM, banyak yang terpaksa banting setir. Untuk UMKM batik, contohnya, banyak mengeluh karena pasar sepi. Mau terus produksi tapi sepi pembeli, modalnya dari mana,” terang Yekti.
Untuk mendorong pengembangan UMKM, belajar dari situasi hari ini, pihaknya mengaku akan menyiapkan program pendampingan, termasuk kepada para pengrajin batik. Dengan UMKM berkembang, maka akan mampu mengangkat perekonomian masyarakat.
Lihat Juga: Peringati HSN 2024 Aparatur Pemerintah Kenakan Sarung, Ketua Dewan: Ini Cara Membuat Santri Bangga
(alf)
tulis komentar anda