Dua Buruh Bangunan Kendari Jadi Korban Kekerasan Oknum Polisi Saat Unjuk Rasa
Minggu, 27 September 2020 - 14:59 WIB
KENDARI - Dua orang buruh bangunan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi korban tindak kekerasan oknum anggota polisi saat aksi unjuk rasa ricuh yang berlangsung di depan Mako Polda Sultra , Sabtu (26/9/2020).
Sementara itu, warga yang tinggal di sekitar kantor Polda Sultra merasakan dampak bersin–bersin dan mata perih akibat tembakan gas air mata yang masuk ke dalam rumah. (Baca juga: Kerusuhan Mahasiswa dengan Polisi Pecah, Kendari Mencekam )
Dua buruh bangunan tersebuta yaitu La Duma (29) dan La Iwan (29), warga Jalan Merpati II, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Keduanya menjadi korban kekerasan oknum aparat kepolisian saat aksi demontrasi yang berlangsung di depan Mako Polda. (Baca juga: Kekerasan oleh Oknum Polisi Akibat Pengawasan Lemah )
Keduanya dipukuli saat melintas di kawasan kantor Gubernur Sultra, salah satu lokasi unjuk rasa saat akan membeli makanan. Oknum Polisi yang menghadang langsung melakukan pengeroyokan tanpa menanyai terlebih dahulu siapa mereka.
Meski pun sudah teriak bahwa bukan mahasiswa, namun mereka tetap saja mendapatkan kekerasan. Akibatnya kedua buruh bangunan ini mengalami luka sobek pada bagian kepala, lebam pada tulang ekor dan tangan.
Seorang buruh La Duma mengaku, dirinya setelah mendapatkan perlakuan kekerasan. "Saya kemudian dibawa ke Mako Polda Sultra untuk mendapatkan pengobatan. Selain kekerasan fisik, motor yang digunakan juga dirusak," kata La Duma.
Sementara itu, warga Perumahan Asatata yang terletak di sekitar kantor Polda Sultra mengeluhkan tembakan gas air mata yang begitu banyak. Sehingga berdampak pada kondisi kesehatan. "Kami, warga merasakan hidunya gatal dan bersin-bersin dan serta pada mata," kata seorang warga, Rana.
Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Polda Sultra terkait tindak kekerasan terhadap dua buruh bangunan tersebut.
Sementara itu, warga yang tinggal di sekitar kantor Polda Sultra merasakan dampak bersin–bersin dan mata perih akibat tembakan gas air mata yang masuk ke dalam rumah. (Baca juga: Kerusuhan Mahasiswa dengan Polisi Pecah, Kendari Mencekam )
Dua buruh bangunan tersebuta yaitu La Duma (29) dan La Iwan (29), warga Jalan Merpati II, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Keduanya menjadi korban kekerasan oknum aparat kepolisian saat aksi demontrasi yang berlangsung di depan Mako Polda. (Baca juga: Kekerasan oleh Oknum Polisi Akibat Pengawasan Lemah )
Keduanya dipukuli saat melintas di kawasan kantor Gubernur Sultra, salah satu lokasi unjuk rasa saat akan membeli makanan. Oknum Polisi yang menghadang langsung melakukan pengeroyokan tanpa menanyai terlebih dahulu siapa mereka.
Meski pun sudah teriak bahwa bukan mahasiswa, namun mereka tetap saja mendapatkan kekerasan. Akibatnya kedua buruh bangunan ini mengalami luka sobek pada bagian kepala, lebam pada tulang ekor dan tangan.
Seorang buruh La Duma mengaku, dirinya setelah mendapatkan perlakuan kekerasan. "Saya kemudian dibawa ke Mako Polda Sultra untuk mendapatkan pengobatan. Selain kekerasan fisik, motor yang digunakan juga dirusak," kata La Duma.
Sementara itu, warga Perumahan Asatata yang terletak di sekitar kantor Polda Sultra mengeluhkan tembakan gas air mata yang begitu banyak. Sehingga berdampak pada kondisi kesehatan. "Kami, warga merasakan hidunya gatal dan bersin-bersin dan serta pada mata," kata seorang warga, Rana.
Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Polda Sultra terkait tindak kekerasan terhadap dua buruh bangunan tersebut.
(nth)
tulis komentar anda