Kisah Pertarungan Sengit Santri Tebu Ireng Melawan Dukun Sakti Kebo Ireng
Minggu, 27 September 2020 - 04:57 WIB
NAMA Pesantren Tebu Ireng yang berdiri tahun 1899 di Wilayah Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur sudah terkenal seantero nusantara.
Untuk mencapai kejayaan seperti saat ini, jalan terjal harus ditempuh oleh pesantren yang didirikan KH Hasyim Asy'ari , pendiri organisasi Nahdatul Ulama (NU).
(Baca juga : Video Satpol PP Arogan Terhadap Warga Viral, Wali Kota Singkawang Marah, Pelaku Dikandangkan )
Salah satu perjuangan beratnya ialah saat para santri Tebu Ireng harus melawan kelompok pendekar hitam pimpinan dukun sakti Wiro yang menguasai tempat maksiat bernama Kebo Ireng.
Kebo Ireng merupakan sebuah lokalisasi yang berada di areal pabrik gula Desa Cukir. Dimana untuk mengikat warga supaya mau menyerahkan tanah dan menjadi buruh pabrik, pemerintah Belanda sengaja mendukung berdirinya tempat maksiat Kebo Ireng.
Setiap malam para buruh pabrik selalu mengunjungi dan menghabiskan uang di lokalisasi Kebo Ireng, terlebih usai menerima gaji sebagai buruh. Akibatnya, warga banyak yang terjerat hutang, karena kalah berjudi maupun main perempuan.
Kondisi itu tentu membuat Belanda senang, karena dapat terus mengikat warga menjadi buruh pabriknya. Sehingga apapun keputusan Wiro beserta anteknya, Belanda selalu berada dibelakang mereka.
(Baca juga : Biden Samakan Trump dengan Kepala Propaganda Nazi )
Dalam memimpin Kebo Ireng, selain dibantu oleh para pendekar didikannya, Wiro juga didampingi seorang wanita cantik penari tayub bernama Sartini. Meski lembut dan cantik, Sartini dikenal cerdik dan merupakan wanita yang paling berpengaruh dalam setiap keputusan yang akan diambil Wiro.
Untuk mencapai kejayaan seperti saat ini, jalan terjal harus ditempuh oleh pesantren yang didirikan KH Hasyim Asy'ari , pendiri organisasi Nahdatul Ulama (NU).
(Baca juga : Video Satpol PP Arogan Terhadap Warga Viral, Wali Kota Singkawang Marah, Pelaku Dikandangkan )
Salah satu perjuangan beratnya ialah saat para santri Tebu Ireng harus melawan kelompok pendekar hitam pimpinan dukun sakti Wiro yang menguasai tempat maksiat bernama Kebo Ireng.
Kebo Ireng merupakan sebuah lokalisasi yang berada di areal pabrik gula Desa Cukir. Dimana untuk mengikat warga supaya mau menyerahkan tanah dan menjadi buruh pabrik, pemerintah Belanda sengaja mendukung berdirinya tempat maksiat Kebo Ireng.
Setiap malam para buruh pabrik selalu mengunjungi dan menghabiskan uang di lokalisasi Kebo Ireng, terlebih usai menerima gaji sebagai buruh. Akibatnya, warga banyak yang terjerat hutang, karena kalah berjudi maupun main perempuan.
Kondisi itu tentu membuat Belanda senang, karena dapat terus mengikat warga menjadi buruh pabriknya. Sehingga apapun keputusan Wiro beserta anteknya, Belanda selalu berada dibelakang mereka.
(Baca juga : Biden Samakan Trump dengan Kepala Propaganda Nazi )
Dalam memimpin Kebo Ireng, selain dibantu oleh para pendekar didikannya, Wiro juga didampingi seorang wanita cantik penari tayub bernama Sartini. Meski lembut dan cantik, Sartini dikenal cerdik dan merupakan wanita yang paling berpengaruh dalam setiap keputusan yang akan diambil Wiro.
Lihat Juga :
tulis komentar anda