Ngotot Mandi di Sungai Berarus Deras, Pemuda Blitar Tewas
Kamis, 10 September 2020 - 19:18 WIB
BLITAR - Dwi Santoso (17), pemuda asal Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar hilang ditelan Sungai Lodagung, Kecamatan Sutojayan yang berarus deras. Saat menceburkan diri ke sungai warga setempat sudah mengingatkan korban untuk tidak melanjutkan aktivitas berenangnya.
Namun peringatan tersebut tidak diindahkan. "Yang bersangkutan tetap ngotot menceburkan diri dengan cara melompat dari tangga jembatan," ujar Kasubag Humas Polres Blitar AKP Imam Subechi Kamis (10/9/2020).
Peristiwa tersebut berlangsung Rabu sore (9/9). Ceritanya, Dwi Santoso bersama dua rekan sebaya sengaja berangkat dari rumah untuk mandi sekaligus berenang di Sungai Lodagung. Satu orang dari mereka menolak ikut mandi karena alasan tidak bisa berenang. (Baca juga : Aneh, Setelah Tubuh Kaku Warga Blitar Dinyatakan Positif COVID-19 )
Aksi berenang mereka berlangsung dengan senda gurau yang itu menarik perhatian warga setempat dengan menegurnya agar segera keluar dari air. Warga mengingatkan Sungai Lodagung berarus deras dan berbahaya. "Karena kedinginan korban sempat naik ke atas jembatan," tambah Imam Subechi.
Teguran tersebut tidak digubris. Meski rekannya memilih berhenti, Dwi Santoso tetap nekat kembali menceburkan diri ke sungai. Tidak berlangsung lama, korban melambai lambaikan tangan sembari berteriak minta tolong. Melihat itu rekannya langsung mencebur ke air berusaha menolong.
Keduanya sempat berpegangan tangan. "Namun karena arus sungai terlalu deras, pegangan itu terlepas," terang Imam Subechi. Dwi Santoso hilang terseret arus sungai. Karena minimnya penerangan, pencarian oleh petugas gabungan pada Rabu (9/9) tidak membuahkan hasil.(Baca juga : Positif COVID-19 Tembus 430 Kasus, Pemkab Blitar Tetap Buka Wisata )
Pada pencarian lanjutan Kamis (10/9), Dwi Santoso ditemukan dalam keadaan tewas tidak jauh dari lokasi dirinya tenggelam. "Korban ditemukan tidak jauh dari titik kejadian musibah," tambah Dantim SAR Trenggalek Imam Nawawi.
Namun peringatan tersebut tidak diindahkan. "Yang bersangkutan tetap ngotot menceburkan diri dengan cara melompat dari tangga jembatan," ujar Kasubag Humas Polres Blitar AKP Imam Subechi Kamis (10/9/2020).
Peristiwa tersebut berlangsung Rabu sore (9/9). Ceritanya, Dwi Santoso bersama dua rekan sebaya sengaja berangkat dari rumah untuk mandi sekaligus berenang di Sungai Lodagung. Satu orang dari mereka menolak ikut mandi karena alasan tidak bisa berenang. (Baca juga : Aneh, Setelah Tubuh Kaku Warga Blitar Dinyatakan Positif COVID-19 )
Aksi berenang mereka berlangsung dengan senda gurau yang itu menarik perhatian warga setempat dengan menegurnya agar segera keluar dari air. Warga mengingatkan Sungai Lodagung berarus deras dan berbahaya. "Karena kedinginan korban sempat naik ke atas jembatan," tambah Imam Subechi.
Teguran tersebut tidak digubris. Meski rekannya memilih berhenti, Dwi Santoso tetap nekat kembali menceburkan diri ke sungai. Tidak berlangsung lama, korban melambai lambaikan tangan sembari berteriak minta tolong. Melihat itu rekannya langsung mencebur ke air berusaha menolong.
Keduanya sempat berpegangan tangan. "Namun karena arus sungai terlalu deras, pegangan itu terlepas," terang Imam Subechi. Dwi Santoso hilang terseret arus sungai. Karena minimnya penerangan, pencarian oleh petugas gabungan pada Rabu (9/9) tidak membuahkan hasil.(Baca juga : Positif COVID-19 Tembus 430 Kasus, Pemkab Blitar Tetap Buka Wisata )
Pada pencarian lanjutan Kamis (10/9), Dwi Santoso ditemukan dalam keadaan tewas tidak jauh dari lokasi dirinya tenggelam. "Korban ditemukan tidak jauh dari titik kejadian musibah," tambah Dantim SAR Trenggalek Imam Nawawi.
(nun)
tulis komentar anda