IAIN Salatiga Dirikan Center for Wasathiyah Islam
Jum'at, 04 September 2020 - 22:11 WIB
SALATIGA - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga mendirikan Center for Wasathiyah Islam. Itu salah satu wujud komitmen IAIN Salatiga dalam melaksanakan mandat Kementerian Agama untuk membumikan moderasi beragama.
Center for Wasathiyah IAIN Salatiga ini diresmikan Jumat (4/9/2020). Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi. Rektor IAIN Salatiga Zakiyuddin mengatakan, sabagai satker di bawah Kementerian Agama, IAIN Salatiga akan berusaha meneruskan misi besar untuk menciptakan Islam yang wasathiyah. (Baca: 2022, IAIN Salatiga Target Berubah Status Jadi UIN )
Selain itu, adanya center of Wasathiyah Islam ini juga sejalan dengan visi-misi IAIN Salatiga, yaitu untuk menjadi salah satu pusat rujukan studi Islam di Indonesia. "Center for Wasathiyah Islam tersebut bergandengan dengan visi Kota Salatiga sebagai City of Harmoni dan sejalan sejalan dengan mandat Kementerian Agama untuk membumikan moderasi beragama," katanya.
Dia berharap dengan adanya Center of Wasathiyah Islam itu, IAIN Salatiga dapat terus menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama yang diprioritaskan oleh Kementerian Agama serta dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Kota Salatiga untuk meningkatkan dan menjaga branding The City of Harmony.
"Dalam rangka menyuburkan moderasi beragama, IAIN Salatiga sebagai perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk mengembangkan budaya kampus yang mencerminkan nilai-nilai wasathiyah Islam. Visi dari UIN Salatiga sendiri diturunkan dari kata wasathiyah itu sendiri, yaitu menjadi pusat keluhuran moderasi Islam, pusat keluhuran saintek dan seni, serta keluhuran martabat kemanusiaan," ujarnya.
Selain meresmikan Center of Wasathiyah Islam, pada saat yang bersamaan IAIN Salatiga juga mengadakan Talkshow Moderasi Beragama yang diisi oleh Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, KH. Zainut Tauhid Sa'adi dan Wakil Wali Kota Salatiga Muh. Haris.
Pada kesempatan tersebut, Wamenag mengatakan bahwa kecintaan terhadap tanah air dan kecintaan pada agama tidak dapat dipisahkan. "Perjuangan para pahlawan yang melahirkan konsep cinta tanah air dan cinta agama itu perlu kita sampaikan kepada generasi penerus. Tidak hanya nilai-nilainya teteapi juga pengejawantahannya," ujarnya.
Zainut Tauhid menjelaskan, bahwa pesan moderasi beragama dalam Islam sejatinya mengakarkan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian. Islam sebagai rahmat semesta alam hanya akan dapat terwujud jika masyarakat dapat menerapkan Islam wasathiyah.
"Di era disrupsi ini, nilai-nilai luhur mulai luntur karena kecepatan perkembangan teknologi dan ketidak-bijakan masyarakat memanfaatkannya. Intoleransi akan terjadi karena perubahan cara komunikasi kita, yang awalnya kita berkomunikasi dengan tatap muka, sekarang banyak komunikasi di dunia maya yang lebih mengandalkan emosi. Jika tidak dilakukan tabayun, informasi yang bebas diakses dapat mengecoh dan menyebabkan konflik," jelasnya. (Baca: IAIN Resmi Menjadi UIN )
Moderasi beragama, menurut Wamenag, dapat menjadi salah satu solusi mengatasi hal tersebut. "Saya berharap Center for Wasathiyah Islam di IAIN Salatiga bisa jadi pusat untuk belajar, meneliti, dan menganalisis secara strategis moderasi beragama," ucapnya.
Center for Wasathiyah IAIN Salatiga ini diresmikan Jumat (4/9/2020). Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi. Rektor IAIN Salatiga Zakiyuddin mengatakan, sabagai satker di bawah Kementerian Agama, IAIN Salatiga akan berusaha meneruskan misi besar untuk menciptakan Islam yang wasathiyah. (Baca: 2022, IAIN Salatiga Target Berubah Status Jadi UIN )
Selain itu, adanya center of Wasathiyah Islam ini juga sejalan dengan visi-misi IAIN Salatiga, yaitu untuk menjadi salah satu pusat rujukan studi Islam di Indonesia. "Center for Wasathiyah Islam tersebut bergandengan dengan visi Kota Salatiga sebagai City of Harmoni dan sejalan sejalan dengan mandat Kementerian Agama untuk membumikan moderasi beragama," katanya.
Dia berharap dengan adanya Center of Wasathiyah Islam itu, IAIN Salatiga dapat terus menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama yang diprioritaskan oleh Kementerian Agama serta dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Kota Salatiga untuk meningkatkan dan menjaga branding The City of Harmony.
"Dalam rangka menyuburkan moderasi beragama, IAIN Salatiga sebagai perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk mengembangkan budaya kampus yang mencerminkan nilai-nilai wasathiyah Islam. Visi dari UIN Salatiga sendiri diturunkan dari kata wasathiyah itu sendiri, yaitu menjadi pusat keluhuran moderasi Islam, pusat keluhuran saintek dan seni, serta keluhuran martabat kemanusiaan," ujarnya.
Selain meresmikan Center of Wasathiyah Islam, pada saat yang bersamaan IAIN Salatiga juga mengadakan Talkshow Moderasi Beragama yang diisi oleh Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, KH. Zainut Tauhid Sa'adi dan Wakil Wali Kota Salatiga Muh. Haris.
Pada kesempatan tersebut, Wamenag mengatakan bahwa kecintaan terhadap tanah air dan kecintaan pada agama tidak dapat dipisahkan. "Perjuangan para pahlawan yang melahirkan konsep cinta tanah air dan cinta agama itu perlu kita sampaikan kepada generasi penerus. Tidak hanya nilai-nilainya teteapi juga pengejawantahannya," ujarnya.
Zainut Tauhid menjelaskan, bahwa pesan moderasi beragama dalam Islam sejatinya mengakarkan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian. Islam sebagai rahmat semesta alam hanya akan dapat terwujud jika masyarakat dapat menerapkan Islam wasathiyah.
"Di era disrupsi ini, nilai-nilai luhur mulai luntur karena kecepatan perkembangan teknologi dan ketidak-bijakan masyarakat memanfaatkannya. Intoleransi akan terjadi karena perubahan cara komunikasi kita, yang awalnya kita berkomunikasi dengan tatap muka, sekarang banyak komunikasi di dunia maya yang lebih mengandalkan emosi. Jika tidak dilakukan tabayun, informasi yang bebas diakses dapat mengecoh dan menyebabkan konflik," jelasnya. (Baca: IAIN Resmi Menjadi UIN )
Moderasi beragama, menurut Wamenag, dapat menjadi salah satu solusi mengatasi hal tersebut. "Saya berharap Center for Wasathiyah Islam di IAIN Salatiga bisa jadi pusat untuk belajar, meneliti, dan menganalisis secara strategis moderasi beragama," ucapnya.
(don)
tulis komentar anda