Cegah COVID-19, BPBD Jabar Siapkan Protokol Kesehatan di Tangsi Pengungsian
Kamis, 03 September 2020 - 21:57 WIB
BANDUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengantisipasi dampak bencana alam di tengah pandemi COVID-19 dengan menyiapkan protokol kesehatan, khususnya di tangsi-tangsi pengungsian. Kepala Pelaksana BPBD Jabar , Dani Ramdan mengatakan, penyiapan protokol kesehatan di tangsi-tangsi pengungsian dalam rangka mencegah potensi penularan COVID-19 pada korban bencana alam.
Apalagi, kata Dani, pandemi COVID-19 hingga kini belum dapat dipastikan kapan berakhir, sedangkan bencana alam terus mengintai Jabar. Menurutnya, intensitas kebencanaan di Jabar biasanya meningkat pada musim hujan serta di awal dan akhir tahun. (Baca: Jabar Keluarkan Kepgub Atur Protokol Kesehatan di Pondok Pesantren )
Dani melanjutkan, protokol kesehatan sempat diterapkan pihaknya saat terjadinya bencana banjir di kawasan Bandung selatan dan pantai utara Jabar, seperti penjagaan jarak antarpengungsi, sampai penyediaan fasilitas kebersihan.
"Pengungsian yang biasanya kita pakai dua gedung di Baleendah contohnya, saat pandemi ini jadi empat gedung yang dipakai. Bahkan, kami mendirikan tenda-tenda tambahan supaya protokol kesehatan tetap dijalankan," jelasnya.
Selain di Bandung selatan, penyiagaan pun dilakukan di kawasan rawan banjir lainnya seperti Bekasi, Subang, Karawang, dan Tasikmalaya. Pihaknya kini tengah menginventarisasi kebutuhan gedung atau tenda untuk pengungsian warga jika bencana terjadi.
Bersamaan dengan itu, BPBD Jabar pun telah melakukan penyaluran 80 persen logistik bantuan kepada 27 kabupaten/ kabupaten di Jabar, Agustus lalu. Sisanya, 20 persen bantuan dan logistik kini tersimpan di gudang BPBD Jabar dan siap disalurkan untuk kedaruratan.
"Kita sudah merancang dan mengevaluasi untuk langkah penyelamatan warga sampai pemulihan dampak bencana. Bedanya, kali ini disertai dengan pertimbangan pelaksanaan protokol kesehatan. Kami sudah simulasikan, termasuk evakuasinya," katanya. (Baca: Cegah Corona, Tito Dinilai Konkret Tegur 3 Bupati Langgar Protokol Kesehatan )
Untuk diketahui, sejak Januari hingga Agustus 2020, tercatat sebanyak 1.039 kejadian bencana di Jawa Barat, didominasi oleh longsor, puting beliung, kebakaran hutan, dan banjir. Sedangkan pada tahun lalu dengan periode yang sama, tercatat 991 kejadian bencana terjadi.
Apalagi, kata Dani, pandemi COVID-19 hingga kini belum dapat dipastikan kapan berakhir, sedangkan bencana alam terus mengintai Jabar. Menurutnya, intensitas kebencanaan di Jabar biasanya meningkat pada musim hujan serta di awal dan akhir tahun. (Baca: Jabar Keluarkan Kepgub Atur Protokol Kesehatan di Pondok Pesantren )
Dani melanjutkan, protokol kesehatan sempat diterapkan pihaknya saat terjadinya bencana banjir di kawasan Bandung selatan dan pantai utara Jabar, seperti penjagaan jarak antarpengungsi, sampai penyediaan fasilitas kebersihan.
"Pengungsian yang biasanya kita pakai dua gedung di Baleendah contohnya, saat pandemi ini jadi empat gedung yang dipakai. Bahkan, kami mendirikan tenda-tenda tambahan supaya protokol kesehatan tetap dijalankan," jelasnya.
Selain di Bandung selatan, penyiagaan pun dilakukan di kawasan rawan banjir lainnya seperti Bekasi, Subang, Karawang, dan Tasikmalaya. Pihaknya kini tengah menginventarisasi kebutuhan gedung atau tenda untuk pengungsian warga jika bencana terjadi.
Bersamaan dengan itu, BPBD Jabar pun telah melakukan penyaluran 80 persen logistik bantuan kepada 27 kabupaten/ kabupaten di Jabar, Agustus lalu. Sisanya, 20 persen bantuan dan logistik kini tersimpan di gudang BPBD Jabar dan siap disalurkan untuk kedaruratan.
"Kita sudah merancang dan mengevaluasi untuk langkah penyelamatan warga sampai pemulihan dampak bencana. Bedanya, kali ini disertai dengan pertimbangan pelaksanaan protokol kesehatan. Kami sudah simulasikan, termasuk evakuasinya," katanya. (Baca: Cegah Corona, Tito Dinilai Konkret Tegur 3 Bupati Langgar Protokol Kesehatan )
Untuk diketahui, sejak Januari hingga Agustus 2020, tercatat sebanyak 1.039 kejadian bencana di Jawa Barat, didominasi oleh longsor, puting beliung, kebakaran hutan, dan banjir. Sedangkan pada tahun lalu dengan periode yang sama, tercatat 991 kejadian bencana terjadi.
(don)
tulis komentar anda