Keputusan Gayatri Tunjuk Dua Putrinya Berkuasa Membuka Jalan Majapahit Menuju Kejayaan

Senin, 03 Februari 2025 - 07:45 WIB
Gayatri Rajapatni istri dari Raden Wijaya menunjuk dua putrinya berkuasa membuka jalan Majapahit menuju kejayaan. Foto/SindoNews
SEMARANG - Jayanegara Raja Majapahit tewas dibunuh oleh pejabat penting istana Ra Tanca. Sepeninggal Jayanegara inilah timbul polemik siapa penggantinya. Apalagi Jayanagara belum memiliki keturunan, sehingga mau tidak mau harus keturunan Raden Wijaya-lah yang meneruskan tahtanya.

Tapi lagi-lagi permasalahan muncul karena Raden Wijaya hanya memiliki satu anak laki-laki, yang tak lain adalah Jayanegara. Permintaan agar Gayatri Rajapatni istri dari Raden Wijaya naik tahta menyeruak. Tapi Gayatri yang memutuskan ingin menjadi pendeta tak tergoda lagi dengan kekuasaan.

Alhasil Gayatri memberikan titah untuk menunjuk putri pertamanya Tribhuwana Tunggadewi menjadi penerus tahta Kerajaan Majapahit. Awalnya Tribhuwana Tunggadewi tak mau, tapi demi baktinya kepada sang ibunda, Tribhuwana bersedia dan kelak mengantarkan Kerajaan Majapahit ke masa kejayaan.





Dikutip dari buku "Sandyakala di Timur Jawa (1042 - 1527 M) : Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II hingga Majapahit", Gayatri lagi-lagi membuat keputusan untuk Tribhuwana Wijayatunggadewi menjadi penguasa yang kini terletak di wilayah Sidoarjo. Jabatan itu konon sudah diemban oleh Tribhuwana Wijayatunggadewi ketika kakak tirinya Jayanegara menjadi raja.

Oleh karena itu, Tribhuwana Wijayatunggadewi sering kali disebut Bhre Kahuripan. Menurut Pararaton, Jayanegara merasa takut tahtanya terancam, sehingga ia melarang kedua adiknya menikah. Setelah Jayanegara meninggal pada 1328, para ksatria pun berdatangan melamar kedua putri itu.



Akhirnya, setelah melalui suatu sayembara, diperoleh dua orang pria, yaitu Cakradhara sebagai suami Dyah Gitarja, dan Kudamerta sebagai suami Dyah Wiyat. Cakradhara bergelar Kertawardhana Bhre Tumapel. Dari perkawinan itu lahir Dyah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja.

Hayam Wuruk kemudian diangkat sebagai yuwaraja bergelar Bhre Kahuripan atau Bhre Jiwana, sedangkan Dyah Nertaja sebagai Bhre Pajang. Istri dari Bhre Tumapel (Cakradara) inilah yang sebenarnya menjadi pembuka jalan bagi Majapahit menuju masa keemasan.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content