Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Gunung Kidul DIY, Simak Analisis BMKG
Sabtu, 01 Februari 2025 - 10:53 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa berkekuatan 5,1 magnitudo yang melanda Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada pagi tadi tak berpotensi tsunami. Namun, guncangan terasa hingga sebagian daerah di Jawa Timur.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan analisa pihaknya menunjukkan gempa bumi Yogyakarta terletak pada koordinat 8,82° LS ; 110,25° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 100 Km arah barat daya Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada kedalaman 73 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gemp abumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/2/2025).
Kendati demikian, Daryono menyampaikan, guncangan gempa ini dirasakan di daerah Yogyakarta bahkan sebagian daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta, Sleman, Kebumen, Purworejo dengan skala intensitas III MMI," terang Daryono.
Intensitas III MMI merupakan istilah getaran yang dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu. "Daerah Klaten, Pacitan, Karangkates dan Trenggalek dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)," ucap Daryono.
Meski begitu, Daryono memastikan, gempa bumi ini tak berpotensi tsunami. Namun, kata dia, gempa bumi ini memicu adanya gempa susulan. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI. Hingga pukul 08.02 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," tandas Daryono.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan analisa pihaknya menunjukkan gempa bumi Yogyakarta terletak pada koordinat 8,82° LS ; 110,25° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 100 Km arah barat daya Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada kedalaman 73 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gemp abumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/2/2025).
Kendati demikian, Daryono menyampaikan, guncangan gempa ini dirasakan di daerah Yogyakarta bahkan sebagian daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta, Sleman, Kebumen, Purworejo dengan skala intensitas III MMI," terang Daryono.
Intensitas III MMI merupakan istilah getaran yang dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu. "Daerah Klaten, Pacitan, Karangkates dan Trenggalek dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)," ucap Daryono.
Meski begitu, Daryono memastikan, gempa bumi ini tak berpotensi tsunami. Namun, kata dia, gempa bumi ini memicu adanya gempa susulan. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI. Hingga pukul 08.02 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," tandas Daryono.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda