Puluhan Angkot di Bulukumba Sudah Tak Layak Operasi
Senin, 31 Agustus 2020 - 15:11 WIB
BULUKUMBA - Puluhan unit angkutan kota (Angkot) atau Petepete di Kabupaten Bulukumba , dinilai sudah tidak layak beroperasi di jalanan.
Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Bulukumba , Haerul Nurdin mengataka jika petepete yang jumlahnya mencapai puluhan unit di Kabupaten Bulukumba tidak layak beroperasi lagi.
“Di Bulukumba ada sekitar puluhan angkot , yang sudah tidak memenuhi syarat beroperasi, ada karena sudah tua, tidak layak, sehingga kita tidak berani mengeluarkan izin,” kata Haerul Nurdin, Senin, (31/08/2020).
Hanya saja, meski sudah tak diberikan izin lagi, masih banyak petepete tak layak operasi yang hingga kini masih menarik penumpang. Nurdin mengaku, pihaknya tidak dapat berbuat banyak, kecuali jika angkutan tersebut kedapatan atau terjaring razia.
“Kayaknya iya (beroperasi), jadi kita kalau pas ada operasi baru kita tindak, kalau bukan operasi kita tidak bisa berbuat banyak," jelasnya.
Haerul Nurdin mengaku, selama ini pihaknya tetap rutin memberikan pembinaan terhadap para sopir. Bahkan kegiatan pembinaan itu sudah diagendakan selama tiga bulan sekali.
"Kami berharap agar para pengusaha angkutan melakukan perbaikan terhadap kendaraannya, agar tidak membahayakan penumpang dan pengguna jalan lainnya," harapnya.
Sementara itu, salah satu pengusaha jasa angkutan petepete , Irfan Ancu mengaku jika minimnya perhatian pemerintah terhadap pemberdayaan para pengusaha angkutan umum menjadi faktor tidak ada lagi geliat pengusaha lakukan perbaikan armada.
Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Bulukumba , Haerul Nurdin mengataka jika petepete yang jumlahnya mencapai puluhan unit di Kabupaten Bulukumba tidak layak beroperasi lagi.
“Di Bulukumba ada sekitar puluhan angkot , yang sudah tidak memenuhi syarat beroperasi, ada karena sudah tua, tidak layak, sehingga kita tidak berani mengeluarkan izin,” kata Haerul Nurdin, Senin, (31/08/2020).
Hanya saja, meski sudah tak diberikan izin lagi, masih banyak petepete tak layak operasi yang hingga kini masih menarik penumpang. Nurdin mengaku, pihaknya tidak dapat berbuat banyak, kecuali jika angkutan tersebut kedapatan atau terjaring razia.
“Kayaknya iya (beroperasi), jadi kita kalau pas ada operasi baru kita tindak, kalau bukan operasi kita tidak bisa berbuat banyak," jelasnya.
Haerul Nurdin mengaku, selama ini pihaknya tetap rutin memberikan pembinaan terhadap para sopir. Bahkan kegiatan pembinaan itu sudah diagendakan selama tiga bulan sekali.
"Kami berharap agar para pengusaha angkutan melakukan perbaikan terhadap kendaraannya, agar tidak membahayakan penumpang dan pengguna jalan lainnya," harapnya.
Sementara itu, salah satu pengusaha jasa angkutan petepete , Irfan Ancu mengaku jika minimnya perhatian pemerintah terhadap pemberdayaan para pengusaha angkutan umum menjadi faktor tidak ada lagi geliat pengusaha lakukan perbaikan armada.
tulis komentar anda