Tegalboto Memanggil 3, UNEJ Dukung Fortifikasi Pangan untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat
Kamis, 17 Oktober 2024 - 09:03 WIB
“Produk fortifikasi haruslah produk yang sering dikonsumsi secara teratur oleh masyarakat. Produk tersebut juga harus diproduksi dan diolah oleh produsen yang ditunjuk, agar fortifikasi yang dilakukan dapat diawasi dengan baik. Selain itu, teknologi fortifikasi yang digunakan harus tersedia dan memastikan produk yang difortifikasi tidak mengalami perubahan warna, rasa, serta tidak mengandung zat berlebihan yang dapat membahayakan kesehatan. Hal penting lainnya adalah harga produk yang sudah difortifikasi harus tetap terjangkau bagi masyarakat,” imbuhnya.
Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan dari BAPANAS, Yusra Egayanti, SSi, Apt, MP yang juga hadir sebagai pembicara membahas pentingnya standardisasi dan regulasi dalam proses fortifikasi pangan untuk memastikan bahwa produk yang dikonsumsi masyarakat aman dan bermanfaat secara maksimal.
“Penting sekali untuk memastikan bahwa setiap produk pangan yang difortifikasi memenuhi standar keamanan dan mutu yang telah ditetapkan. Kami di BAPANAS bekerja keras untuk merumuskan standar tersebut, agar masyarakat dapat menikmati pangan fortifikasi yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga aman dan berkualitas,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi upaya Universitas Jember dan Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) dalam menginisiasi acara ini sebagai bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Kolaborasi antara universitas dan pemerintah seperti ini sangat penting, karena akademisi memiliki peran besar dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan untuk mendukung program-program nasional. Fortifikasi pangan, khususnya beras, merupakan salah satu langkah strategis dalam upaya mencapai ketahanan pangan dan gizi menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Tegalboto Memanggil, Wahyu Samio Widodo mengungkapkan, acara ini tidak hanya diisi dengan seminar, tetapi juga workshop yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mempelajari lebih dalam tentang teknologi dan proses fortifikasi pangan.
Workshop ini dipandu oleh tim ahli dari Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Jember dan mitra industri yang memiliki pengalaman dalam pengembangan produk fortifikasi.
Peserta diajak untuk memahami secara praktis bagaimana proses fortifikasi dilakukan, mulai dari pemilihan bahan baku, penambahan zat gizi, hingga proses pengolahan yang tepat untuk menghasilkan produk pangan yang berkualitas.
“Melalui kegiatan Tegalboto Memanggil 3, kami berharap dapat menginspirasi mahasiswa, alumni, dan masyarakat luas untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas gizi dan ketahanan pangan di Indonesia. Acara ini juga menjadi ajang bagi para mahasiswa untuk belajar dan memahami peran penting inovasi teknologi dalam mencapai ketahanan pangan, serta bagaimana mereka bisa terlibat secara aktif dalam program-program pengembangan tersebut,” jelasnya.
Ke depan, UNEJ dan KAUJE berencana untuk terus menggelar acara serupa dengan tema-tema yang relevan dan strategis bagi pembangunan bangsa.
Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan dari BAPANAS, Yusra Egayanti, SSi, Apt, MP yang juga hadir sebagai pembicara membahas pentingnya standardisasi dan regulasi dalam proses fortifikasi pangan untuk memastikan bahwa produk yang dikonsumsi masyarakat aman dan bermanfaat secara maksimal.
“Penting sekali untuk memastikan bahwa setiap produk pangan yang difortifikasi memenuhi standar keamanan dan mutu yang telah ditetapkan. Kami di BAPANAS bekerja keras untuk merumuskan standar tersebut, agar masyarakat dapat menikmati pangan fortifikasi yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga aman dan berkualitas,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi upaya Universitas Jember dan Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) dalam menginisiasi acara ini sebagai bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Kolaborasi antara universitas dan pemerintah seperti ini sangat penting, karena akademisi memiliki peran besar dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan untuk mendukung program-program nasional. Fortifikasi pangan, khususnya beras, merupakan salah satu langkah strategis dalam upaya mencapai ketahanan pangan dan gizi menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Tegalboto Memanggil, Wahyu Samio Widodo mengungkapkan, acara ini tidak hanya diisi dengan seminar, tetapi juga workshop yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mempelajari lebih dalam tentang teknologi dan proses fortifikasi pangan.
Workshop ini dipandu oleh tim ahli dari Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Jember dan mitra industri yang memiliki pengalaman dalam pengembangan produk fortifikasi.
Peserta diajak untuk memahami secara praktis bagaimana proses fortifikasi dilakukan, mulai dari pemilihan bahan baku, penambahan zat gizi, hingga proses pengolahan yang tepat untuk menghasilkan produk pangan yang berkualitas.
“Melalui kegiatan Tegalboto Memanggil 3, kami berharap dapat menginspirasi mahasiswa, alumni, dan masyarakat luas untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas gizi dan ketahanan pangan di Indonesia. Acara ini juga menjadi ajang bagi para mahasiswa untuk belajar dan memahami peran penting inovasi teknologi dalam mencapai ketahanan pangan, serta bagaimana mereka bisa terlibat secara aktif dalam program-program pengembangan tersebut,” jelasnya.
Ke depan, UNEJ dan KAUJE berencana untuk terus menggelar acara serupa dengan tema-tema yang relevan dan strategis bagi pembangunan bangsa.
tulis komentar anda