Penjelasan Ahli Geologi soal Ledakan Gas dan Lumpur di Kesongo Blora
Jum'at, 28 Agustus 2020 - 11:22 WIB
BLORA - Tim Geologi Kantor Cabang ESDM Kendeng Selatan, Blora , Jawa Tengah melakukan kajian penyebab terjadinya ledakan lumpur bercampur gas yang terjadi di Oro-oro Kesongo. Dimana sebelumnya terjadi sebuah semburan lumpur bercampur gas beracun yang menghebohkan warga Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada Kamis (27/8/2020) kemarin.
Kepala Seksi Energi ESDM Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto mengatakan, terjadinya ledakan lumpur bercampur gas setelah dianalisis itu dinamakan dalam geologi adalah mud vulvano. (Baca: Semburan Lumpur Bercampur Gas di Kesongo, Ini Kata Dinas ESDM Jateng)
Namun menurut Sinung harus diluruskan dulu itu bukan peristiwa vulkanisme seperti gunung api melainkan itu merupakan suara keluarnya sedimen.
“Sedimen itu kebetulan belum sepenuhnya membatu jadi masih berwujud seperti lumpur. Nah penyebabnya keluarnya lumpur karena ada beberapa hal yang Pertama sedimen tersebut belum terjadi pembatuan kemudian terjadi pembebanan pembebanan dari sedimen diatasnya. Kedua terjadi karena kondisi tertentu seperti ada potensi gas metana atau hidrokarbon sehingga terjadi ledakan namun tidak seperti gunung merapi,“ kata pria yang akrab disapa Sinung.
Menurutnya, ledakan kali ini lebih besar dari sebelumnya dengan radius 3,9 hektare dan diameter 69 meter dari sebelumnya. (Bisa diklik: Lumpur Bercampur Gas Tiba-tiba Menyembur 4 Orang Keracunan, 17 Kerbau Mati)
“Saat ini lokasi sudah ada petugas jaga yang bergantian dan diberi garis polisi karena ada gas beracunnya,” tandas Sinung.
Kepala Seksi Energi ESDM Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto mengatakan, terjadinya ledakan lumpur bercampur gas setelah dianalisis itu dinamakan dalam geologi adalah mud vulvano. (Baca: Semburan Lumpur Bercampur Gas di Kesongo, Ini Kata Dinas ESDM Jateng)
Namun menurut Sinung harus diluruskan dulu itu bukan peristiwa vulkanisme seperti gunung api melainkan itu merupakan suara keluarnya sedimen.
“Sedimen itu kebetulan belum sepenuhnya membatu jadi masih berwujud seperti lumpur. Nah penyebabnya keluarnya lumpur karena ada beberapa hal yang Pertama sedimen tersebut belum terjadi pembatuan kemudian terjadi pembebanan pembebanan dari sedimen diatasnya. Kedua terjadi karena kondisi tertentu seperti ada potensi gas metana atau hidrokarbon sehingga terjadi ledakan namun tidak seperti gunung merapi,“ kata pria yang akrab disapa Sinung.
Menurutnya, ledakan kali ini lebih besar dari sebelumnya dengan radius 3,9 hektare dan diameter 69 meter dari sebelumnya. (Bisa diklik: Lumpur Bercampur Gas Tiba-tiba Menyembur 4 Orang Keracunan, 17 Kerbau Mati)
“Saat ini lokasi sudah ada petugas jaga yang bergantian dan diberi garis polisi karena ada gas beracunnya,” tandas Sinung.
(sms)
tulis komentar anda