Program Zero Poverty untuk Pemberdayaan Amil Zakat Diperkenalkan dalam Evaluasi PKN

Jum'at, 04 Oktober 2024 - 17:36 WIB
ASN Corporate University di Pejompongan, Jakarta, menggelar ujian evaluasi pembelajaran bagi peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I, Angkatan LX, Jumat (4/10/2024).
JAKARTA - ASN Corporate University di Pejompongan, Jakarta, menggelar ujian evaluasi pembelajaran bagi peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I, Angkatan LX, Jumat (4/10/2024).

Ujian yang mengusung tema 'Proyek Perubahan' ini dihadiri oleh Dirjen Bimas Islam Prof. Kamaruddin Amin serta coach Ambar Rahayu sebagai mentor utama. Selain itu turut hadir tim penguji dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), yakni Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara Tri Widodo Wahyu Utomo.

Salah satu proyek perubahan yang dipresentasikan oleh peserta adalah karya Prof. Waryono, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI. Mengusung tema "Zero Poverty," program ini berfokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas SDM amil melalui pengembangan SDM yang HERO (Humanity, Empowerment, Responsibility, Optimism). Langkah ini diambil mengingat potensi zakat Indonesia yang sangat besar, yakni Rp327,6 triliun, namun realisasinya baru mencapai Rp31 triliun hingga 2023.

Prof. Waryono menegaskan bahwa tantangan utama dalam pengelolaan zakat di Indonesia meliputi rendahnya literasi zakat, minimnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat, serta kualitas dan kuantitas SDM amil yang belum optimal. Oleh karena itu, program Zero Poverty bertujuan untuk memperbaiki ekosistem amil zakat, mencakup penyusunan Buku Profiling SDM Amil, kamus kompetensi, cetak biru pengembangan SDM Amil, serta penguatan sistem informasi profiling melalui simzat SDM amil yang dikelola oleh Kementerian Agama.

Dalam sesi evaluasi, Prof. Kamaruddin Amin menyampaikan bahwa proyek ini perlu dilengkapi dengan persiapan terencana dalam pengembangan amil secara sistematis. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan Baznas dan Kementerian Agama dalam menyiapkan filterisasi dan beasiswa bagi calon amil, sehingga SDM yang dihasilkan lebih profesional dan mampu mengelola potensi zakat yang semakin meningkat.

Tri Widodo Wahyu Utomo dari LAN RI juga memberikan tanggapan positif terhadap proyek perubahan ini. Menurutnya, pendataan profil SDM amil dalam sistem informasi zakat Kementerian Agama menjadi langkah penting untuk mendukung keberhasilan program Zero Poverty.

"Proyek ini harus ditindaklanjuti dengan kolaborasi antar kementerian guna memastikan penerapan yang efektif di lapangan," ujarnya.

Tri Widodo juga menyoroti pentingnya pembaruan kapasitas SDM amil yang sudah ada. Ia menekankan bahwa pengelolaan zakat membutuhkan tenaga amil yang kompeten, sehingga langkah-langkah terencana dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan harus segera dilakukan oleh Kementerian Agama.

Dengan harapan besar terhadap program Zero Poverty, Prof. Waryono menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah nyata untuk mengatasi kemiskinan melalui zakat. Ia menutup presentasinya dengan pesan optimistis. “From zero to hero amil for poverty alleviation, selamat tinggal kemiskinan, selamat datang amil berdaya, zakat jaya, Indonesia digdaya, masyarakat sejahtera!” katanya.
(ars)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content