Kisah Keroncong, Genre Musik Kebanggaan Bung Karno yang Terjebak Stigma PKI

Senin, 30 September 2024 - 07:15 WIB
Ir Soekarno tokoh proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia menyukai keroncong, salah satu dari beberapa aliran musik. Foto/National Archieve
MALANG - Ir Soekarno tokoh proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia menyukai keroncong , salah satu dari beberapa aliran musik. Kecintaan Bung Karno kepada musik keroncong membuat sering dipromosikan hingga ke luar negeri, ketika Bung Karno melakukan kunjungan ke luar negeri.

Sejarawan dan Peneliti Keroncong, Rakai Hino Galeswangi menuturkan genre musik keroncong memang menjadi salah satu yang disukai oleh Bung Karno. Sebab aliran musik ini merupakan produk asli Indonesia.



“Bung Karno menyimpulkan (musik keroncong) punyanya Indonesia, bukan punya luar (negeri), makanya dengan memunculkan sifat nasionalisnya, yang membangga-banggakan dirinya Bung Karno kan orangnya narsis, Indonesia adalah saya, saya adalah Indonesia, maka harusnya produk apa pun Indonesia harus saya munculkan,” ujar Rakai Hino Galeswangi dikutip, Senin (30/9/2024).

Bahkan kecintaannya membuat Bung Karno pernah menyumbang genre musik keroncong. Sang proklamator ini menganggap keroncong merupakan produk asli Indonesia.

“Bung Karno pernah menyumbang dan menggandrungi juga musik keroncong. Dia senang banget musik keroncong itu, ke genre keroncong, beliau menganggap inilah produk Indonesia asli,” tuturnya.

Tercatat Bung Karno pernah memutarkan musik keroncong yang jadi favoritnya saat kunjungannya ke Belanda dan beberapa negara lainnya. Hal ini tentu membuat musik keroncong menjadi kian dikenal di beberapa negara, sebagai musik asli Indonesia.

Namun karena identiknya musik keroncong dengan Bung Karno, pasca kejadian gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 30 September 1965, keroncong diidentikkan dengan musiknya para kaum kiri alias sosialis komunis dan menjadi musuh negara yang tak diperbolehkan dimainkan.

Bahkan pasca peristiwa 65, pihaknya mencatat ada penghentian memainkan lagu keroncong kepada seniman asal Jakarta, yang dianggap menjadi anggota lekra, organisasi sayap kesenian yang berafiliasi dengan PKI.

“Ada kasus seorang kakek di Jakarta namanya Supaksi dihentikan, karena diindikasikan dia memainkan lagu-lagu yang mengarah katanya dianggap warnanya orang merah komunis, pasca 65 dihentikan dianggap sebagai lekra, padahal dia bukan lekra. Dia ngamennya memang genre-nya keroncong, tapi dianggap sebagai lekra,” terangnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content