Kisah Sri Jayanasa, Pendiri Kerajaan Sriwijaya yang Membangun Taman Indah

Rabu, 18 September 2024 - 07:01 WIB
Pada prasasti ini juga diharapkan taman ini mampu menjadi oase dan menjadi berlebih panennya. Sri Jayanasa berharap bangunan yang dibangunnya bisa bisa juga menjadi sumber ternak warga kala itu.

"Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti. Lagi pula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianati mereka, dan semoga istri mereka bagi mereka istri yang setia" begitulah terjemahan dari catatan Van Ronkel, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Prasasti itu juga menaruh harapan agar di tempat itu tidak ada pencurian, atau orang yang melakukan pembunuhan, kekerasan, hingga melakukan perbuat zina. Di akhir dari ungkapan di prasasti itu terbentang doa pengharapan yang hampir sama dirumuskan Bodhicaryavatara.

Van Ronkel bahkan menyebut ada permintaan kepada para penganut, dan sebagainya uraian peraturan moral itu dinamakan pranidhana. Sebenarnya dalam kosakata teknik agama Buddha, dengan pranidhana dimaksudkan sesuatu yang khas, yang tidak sesuai dengan apa yang disimpulkan oleh Van Ronkel dari teks prasasti.

Pada tafsiran lain pranidhana dalam kandungan Prasasti Talang Tuwo disebutkan janji awal dari seorang calon yang mencapai bodhi, artinya saat itu ia memulai kariernya sebagai Bodhisattva.

Setiap Bodhisattva dianggap mempunyai pranidhana-nya sendiri, agar dapat ikut serta dalam amal untuk keselamatan semesta. Bayangan jasadnya boleh lenyap bersamaan waktu dengan akhir karmanya, tetapi pranidhana-nya hidup terus dalam kulit yang baru.
(shf)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content