Ini Dia Biang Keladi Mahalnya Harga BBM di Indonesia
Sabtu, 02 Mei 2020 - 09:28 WIB
JAKARTA - Regulasi parameter penghitungan formula BBM yang diterapkan Indonesia menjadi penyebab mahalnya harga BBM di sini jika dibandingkan dengan Malaysia. Hal itu diungkap oleh Rudi Rubiandini, pakar peminyakan yang juga mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kalau di Malaysia itu menggunakan parameter setiap satu mingggu sehingga fluktuasinya benar-benar terasa ketika harga minyak turun drastis. Sedangkan di Indonesia tidak karena menghitungnya menggunakan parameter dua bulan sebelumnya. Itu yang jadi masalah,” kata dia, di Jakarta, Jumat (1/5/2020).( Baca:DKI Susun Aturan Agar Tak Mudah Kembali ke Jakarta )
Menurut dia, parameter perhitungan harga BBM saat ini didasarkan pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) No. 62K/MEM/2020 yakni penetapan harga BBM dihitung berdasarkan formula harga dua bulan sebelumnya.
Mengacu pada regulasi itu maka harga BBM sepanjang April sebesar Rp9.000 per liter. Adapun besaran harga tersebut diperoleh dari perhitungan formula harga dihitung berdasarkan dua bulan sebelumnya yakni mulai 25 Januari hingga 24 Februari.
Pada medio itu rata-rata kurs dihitung sebesar Rp13.900, MOPS US$73 per barel dan ICP sebesar US$55,6 per barel maka ditemukan harga jual BBM rata-rara Rp9.000 per liter.
Pada akhirnya kondisi tersebut membuat harga BBM di RI jauh lebih mahal ketimbang Malaysia. Rata-rata harga jual eceran BBM di Malaysia berada di kisaran Rp4.500 per liter, di bawah harga keekonomian rata-rata sebesar Rp5.500 per liter.
Murahnya harga jual produk BBM di Malaysia karena disamping parameter formula harga ditentukan setiap minggu, tapi juga karena diberikan subsidi.
“Subsidinya kecil yaitu sekitar Rp1 triliun, tapi manfaatnya cukup besar bisa menekan harga keekonomian dari Rp5.500 per liter turun menjadi sekitar Rp4.500-an per liter,” jelasnya.
“Kalau di Malaysia itu menggunakan parameter setiap satu mingggu sehingga fluktuasinya benar-benar terasa ketika harga minyak turun drastis. Sedangkan di Indonesia tidak karena menghitungnya menggunakan parameter dua bulan sebelumnya. Itu yang jadi masalah,” kata dia, di Jakarta, Jumat (1/5/2020).( Baca:DKI Susun Aturan Agar Tak Mudah Kembali ke Jakarta )
Menurut dia, parameter perhitungan harga BBM saat ini didasarkan pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) No. 62K/MEM/2020 yakni penetapan harga BBM dihitung berdasarkan formula harga dua bulan sebelumnya.
Mengacu pada regulasi itu maka harga BBM sepanjang April sebesar Rp9.000 per liter. Adapun besaran harga tersebut diperoleh dari perhitungan formula harga dihitung berdasarkan dua bulan sebelumnya yakni mulai 25 Januari hingga 24 Februari.
Pada medio itu rata-rata kurs dihitung sebesar Rp13.900, MOPS US$73 per barel dan ICP sebesar US$55,6 per barel maka ditemukan harga jual BBM rata-rara Rp9.000 per liter.
Pada akhirnya kondisi tersebut membuat harga BBM di RI jauh lebih mahal ketimbang Malaysia. Rata-rata harga jual eceran BBM di Malaysia berada di kisaran Rp4.500 per liter, di bawah harga keekonomian rata-rata sebesar Rp5.500 per liter.
Murahnya harga jual produk BBM di Malaysia karena disamping parameter formula harga ditentukan setiap minggu, tapi juga karena diberikan subsidi.
“Subsidinya kecil yaitu sekitar Rp1 triliun, tapi manfaatnya cukup besar bisa menekan harga keekonomian dari Rp5.500 per liter turun menjadi sekitar Rp4.500-an per liter,” jelasnya.
(ihs)
tulis komentar anda