Kisah Jenderal Kopassus Gagal Raih Brevet Komando, Dapat Kehormatan di Pemakaman Jenderal Ahmad Yani
Kamis, 05 September 2024 - 06:47 WIB
Di sela-sela tugas sambil menunggu dibukanya pendidikan komando, mantan Pangkostrad ini memeriksakan ke dokter mencari tahu penyebab sakit di kakinya yang menyebabkannya gagal mengikuti pendidikan komando.
Hasil diagnosa dokter menyebutkan ia terkena malaria, yang salah satunya menyebabkan sakit di persendian kaki dan daya tahan tubuhnya menurun.Akhirnya kesempatan kedua untuk mengikuti pendidikan komando tiba juga.
Karena pernah menjalaninya, Soegito malah menikmati setiap tahap yang dilaluinya. Bahkan pada tahap long march, petanya disimpan di ransel sewaktu memasuki wilayah Kabupaten Cilacap dan langkahnya diikuti oleh peserta yang lain, yang semuanya adalah yuniornya.
Salah satu kenangannya saat pendidikan komando pada tahap pendaratan di Cilacap adalah disuruh jungkir oleh bintara pelatih dari sebuah ketinggian. Alasan pelatih sederhana sekali, hanya karena Soegito orang Cilacap.
Alasan yang jelas-jelas tidak ada korelasinya. Beberapa tahun kemudian, pelatih asal Aceh yang dikenal galak itu menjadi anggotanya saat diterjunkan di Dili, Desember 1975.Seminggu setelah penutupan latihan, Komandan RPKAD Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo menarik pasukan.
Mereka ditarik untuk mengikuti parade dan defile di Senayan. Soegito lupa, upacara apa yang dihadirinya saat itu. Usai menjalani pendidikan dasar komando, Soegito ditempatkan sebagai Komandan Kompi di Batalion 2 RPKAD di Magelang.
Saat itu RPKAD baru memiliki dua batalion, dengan Batalion 1 di Cijantung. Setelah itu Soegito ditarik ke Cijantung dan diserahi jabatan Danki A Batalion 1 dengan komandan Mayor Soekoso.
(ams)
tulis komentar anda