Kisah RS Sumber Santosa Malang, Saksi Bisu Perlawanan Gerilyawan-PGI Melawan Tentara Belanda

Minggu, 01 September 2024 - 07:44 WIB
Rumah Sakit (RS) Sumber Santosa, sebuah tempat yang menyimpan sejuta kisah perjuangan dan perlawanan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Foto/Avirista M
Di tengah dinginnya udara Tumpang, Kabupaten Malang , berdiri tegak sebuah bangunan dengan arsitektur khas Eropa yang masih kokoh meski telah dimakan usia. Bangunan ini adalah Rumah Sakit (RS) Sumber Santosa, sebuah tempat yang menyimpan sejuta kisah perjuangan dan perlawanan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Tak sekadar rumah sakit, Sumber Santosa adalah saksi bisu dari sejarah heroik yang melibatkan gerilyawan Indonesia dan Pasukan Gerilya Istimewa (PGI) dalam serangan cepat mereka terhadap tentara Belanda.

Rumah sakit ini awalnya dibangun pada tahun 1920 oleh pemerintah kolonial Belanda, bukan hanya untuk melayani kesehatan para kolonialis tetapi juga sebagai markas dan tempat penyimpanan senjata mereka. Di bawah naungan gereja, rumah sakit ini berdiri sebagai simbol kehadiran Belanda di Tumpang, kawasan yang kala itu menjadi salah satu pusat kegiatan militer dan misi penyebaran agama.

Namun, segalanya berubah saat proklamasi kemerdekaan Indonesia bergema pada tahun 1945. Semangat juang yang menyala di hati Arek Malang dan rakyat sekitar membuat mereka berhasil merebut kembali bangunan-bangunan peninggalan Belanda, termasuk RS Sumber Santosa. Sayangnya, kedamaian itu tak bertahan lama. Dalam agresi militer Belanda yang pertama dan kedua, mereka kembali menguasai kawasan tersebut, menjadikan rumah sakit sebagai markas strategis untuk menekan perlawanan rakyat.





Tanggal 3 Oktober 1948 menjadi titik balik bagi rumah sakit ini. Di bawah komando gerilyawan Indonesia yang bekerja sama dengan Pasukan Gerilya Istimewa, serangan mendadak dilancarkan terhadap markas Belanda di RS Sumber Santosa dan sekitarnya. PGI, yang beranggotakan eks tentara Jepang yang beralih membela kemerdekaan Indonesia, memimpin serangan dengan keberanian yang luar biasa. Dalam serangan tersebut, para pejuang menggunakan bahan peledak dan melakukan aksi pembakaran yang menghancurkan asrama musuh. Tiga serdadu Belanda tewas dalam peristiwa itu, sementara yang lain lari meninggalkan markas mereka.

Serangan tersebut meninggalkan jejak yang tak terlupakan di RS Sumber Santosa dan sekitarnya. Hingga kini, sisa-sisa bangunan yang bertahan menjadi saksi sejarah, dan di dekat rumah sakit, sebuah Monumen Tugu Pahlawan Tumpang berdiri di pertigaan Jalan Raya Kebonsari. Monumen ini mengingatkan kita akan keberanian para pejuang yang tak gentar melawan penjajah demi kemerdekaan bangsa.

Eko Irawan, seorang pemerhati sejarah Malang, menyatakan bahwa nilai sejarah dari RS Sumber Santosa tak bisa dipandang sebelah mata. "Bangunan ini bukan hanya sekadar rumah sakit, tetapi juga lambang perlawanan dan semangat juang rakyat Indonesia," ungkapnya.

Meski zaman terus bergulir, RS Sumber Santosa tetap berdiri sebagai bukti nyata dari perjuangan yang telah dilalui oleh para pahlawan bangsa. Dengan arsitektur yang masih asli dan nilai sejarah yang tinggi, tempat ini bukan hanya sekadar bagian dari masa lalu, tetapi juga pengingat bagi generasi mendatang akan pentingnya menjaga kemerdekaan dan kehormatan bangsa.
(hri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content