Kisah Legenda Benteng Kokoh Pakuan, Warisan Kejayaan Kerajaan Sunda
Minggu, 01 September 2024 - 06:23 WIB
Kerajaan Tarumanegara menjadi kerajaan tua di tanah Sunda. Usianya konon merupakan tertua di Pulau Jawa bagian barat kala itu dan menjadi salah satu kerajaan besar di Pulau Jawa. Tarumanegara pula yang melahirkan kerajaan baru hingga Pajajaran yang terkenal dengan Prabu Siliwangi-nya.
Pakuan konon menjadi ibu kota kerajaan Sunda semasa didirikan oleh Maharaja Tarusbawa, didasarkan pada Carita Parahiyangan. Tarusbawa konon mendirikan ibu kota kerajaan yang baru untuk menggantikan ibukota lama Jayasinghapura.
"Dikatakan: "Witan ikahen rajya Tarumanagara déning Maharaja Tarusbawa makanama rajya Sunda", yang berarti Sejak Maharaja Tarusbawa menjadi raja Tarumanagara ia menggunakan nama Raja Sunda," demikian dikutip dari buku "Mencari Gerbang Pakuan".
Tarusbawa berasal dari kerajaan Sunda Sambawa demikian nama tempat ini disebut dalam Prasasti Kebantenan. Ia menggantikan mertuanya tahun591-615Saka(669-723M). Pakuan adalah ibukota kerajaan Sunda yang wilayah sebelah timurnya dibatasi Citarum. Menurut Nagarakretabhumi, cucu perempuan Tarusbawa menjadi isteri Sanjaya (Maharaja Harisdhar- ma).
Tarusbawa-lah yang membantu Sanjaya merebut kem- bali takhta Galuh yang "dirampas" oleh Purbasora(716-723M). Karena mertua Sanjaya mati muda, maka kerajaan Sunda diwariskan oleh Tarusbawa kepada Sanjaya (atas nama istrinya) dalam tahun 723 M dan sekaligus pula Sanjaya dalam tahun itu menjadi raja Galuh yang (menurut Nagarakretabhumi) didirikan tahun 519 Saka (597M ).
Berita lain dari kropak 406 konon ibu kota Pakuan pernah diperluas (dibeukah) oleh Maharaja Darmasiksa yang menurut Nagarakretabhumi pindah dari Saunggalah ke Pakuan dalam tahun 1109 Saka. Ia adalah keturunan ke-6 dari Sri Jayabhupati sebagaimana termaktub dalam Prasasti Cibadak berangka tahun 952 Saka, yang memerintah di Pakuan tahun952-964Saka.
Alhasil bisa jadi perluasan wilayah ibu kota Pakuan ini memunculkan adanya penemuan sisa parit yang konon ditemukan oleh Abraham van Riebeeck, mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Konon Abraham menemukan luasan ibu kota Pakuan yang pernah diperluas oleh Maharaja Darmasiksa yang dilindungi kuta atau benteng.
Laporan adanya lantai atau jalan berbatu yang sempurna di laporan ekspedisi Winkler pada tahun 1690 sejalan dengan berita dalam Carita Parahiyangan yang mengisahkan bahwa raja Tohaan di Majaya (Sang Nilakendra) yang memerintah tahun1551-1567M, pernah membuat taman yang diperkeras dengan batu dan balai bobot 17 jajar yang diapit oleh pintu larangan.
Pakuan konon menjadi ibu kota kerajaan Sunda semasa didirikan oleh Maharaja Tarusbawa, didasarkan pada Carita Parahiyangan. Tarusbawa konon mendirikan ibu kota kerajaan yang baru untuk menggantikan ibukota lama Jayasinghapura.
"Dikatakan: "Witan ikahen rajya Tarumanagara déning Maharaja Tarusbawa makanama rajya Sunda", yang berarti Sejak Maharaja Tarusbawa menjadi raja Tarumanagara ia menggunakan nama Raja Sunda," demikian dikutip dari buku "Mencari Gerbang Pakuan".
Tarusbawa berasal dari kerajaan Sunda Sambawa demikian nama tempat ini disebut dalam Prasasti Kebantenan. Ia menggantikan mertuanya tahun591-615Saka(669-723M). Pakuan adalah ibukota kerajaan Sunda yang wilayah sebelah timurnya dibatasi Citarum. Menurut Nagarakretabhumi, cucu perempuan Tarusbawa menjadi isteri Sanjaya (Maharaja Harisdhar- ma).
Tarusbawa-lah yang membantu Sanjaya merebut kem- bali takhta Galuh yang "dirampas" oleh Purbasora(716-723M). Karena mertua Sanjaya mati muda, maka kerajaan Sunda diwariskan oleh Tarusbawa kepada Sanjaya (atas nama istrinya) dalam tahun 723 M dan sekaligus pula Sanjaya dalam tahun itu menjadi raja Galuh yang (menurut Nagarakretabhumi) didirikan tahun 519 Saka (597M ).
Berita lain dari kropak 406 konon ibu kota Pakuan pernah diperluas (dibeukah) oleh Maharaja Darmasiksa yang menurut Nagarakretabhumi pindah dari Saunggalah ke Pakuan dalam tahun 1109 Saka. Ia adalah keturunan ke-6 dari Sri Jayabhupati sebagaimana termaktub dalam Prasasti Cibadak berangka tahun 952 Saka, yang memerintah di Pakuan tahun952-964Saka.
Alhasil bisa jadi perluasan wilayah ibu kota Pakuan ini memunculkan adanya penemuan sisa parit yang konon ditemukan oleh Abraham van Riebeeck, mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Konon Abraham menemukan luasan ibu kota Pakuan yang pernah diperluas oleh Maharaja Darmasiksa yang dilindungi kuta atau benteng.
Laporan adanya lantai atau jalan berbatu yang sempurna di laporan ekspedisi Winkler pada tahun 1690 sejalan dengan berita dalam Carita Parahiyangan yang mengisahkan bahwa raja Tohaan di Majaya (Sang Nilakendra) yang memerintah tahun1551-1567M, pernah membuat taman yang diperkeras dengan batu dan balai bobot 17 jajar yang diapit oleh pintu larangan.
(hri)
tulis komentar anda