25 Juta Pramuka Indonesia Siap Lakukan Perubahan Atasi Pandemi COVID-19

Selasa, 25 Agustus 2020 - 07:46 WIB
Talkshow Gerakan Pramuka Dulu, Kini,dan Tantangan Adaptasi Kebiasaan Baru yang digelar secara virtual, Senin(24/8/2020). Foto/ist
SEMARANG - Kepala UNICEF Perwakilan Jawa, Arie Rukmantara menyatakan pramuka Indonesia yang kini beranggotakan 25 juta berpotensi melakukan perubahan mengatasi Pandemi COVID-19.

Menurut dia, pramuka dituntut harus mampu membuat trend patuh protokol kesehatan. Misalnya mengenakan masker harus menjadi trend, itu perlu kolaborasi.

“Sementara yang sulit adalah mencuci tangan. Memakai hand sanitizer juga dapat menjadi trend. Termasuk juga menjaga jarak yang aman. Bagaimana ngeriung atau cangkrukan yang aman," ungkap Arie dalam Talkshow Gerakan Pramuka Dulu, Kini,dan Tantangan Adaptasi Kebiasaan Baru yang digelar virtual, Senin (24/8/2020). Talkshow diikuti perwakilan pramuka dari seluruh daerah di Jawa Tengah.



(Baca juga: Cacat Kaki, Rubiatun Bertahan Hidup dengan Face Shield )

Ia mengutarakan, dengan jumlah yang mencapai 25 juta anggota, Indonesia harus menjadi pengurus The World Organization of the Scout Movement (WOSM-- Organisasi Pramuka Dunia). Sebab jumlah itu sama dengan 25 persen jumlah pramuka di dunia yang beranggotakan 100 juta.

Pihaknya juga mendorong agar anggota Pramuka Indonesia mencatat segala kegiatan pengabdian yang mereka lakukan. Sebab dari data yang ia peroleh, ia sempat terkejut ketika melihat jam pengabdian Indonesia hanya sedikit; hanya 1.500 jam per bulan. Sementara Pramuka India mencapai 1,5 juta jam, dan Pramuka Amerika Serikat 10 juta jam per bulan.

Terkait pandemi,ia mengungkapkan bahwa sebenarnya dunia telah mengalami beberapa kali. Pada tahun 1918, saat Bapak Pramuka Indonesia Sultan Hamengku Buwono IX berusia enam tahun, sudah ada pandemi flu. “Kala itu penduduk harus tinggal di rumah, dilarang berkeliaran di luar rumah bila tidak perlu, dan dilarang masuk ke lokasi pandemi. Indonesia mampu mengatasi pandemi flu itu,” ungkapnya.

Kemudian pada 2000 ada pandemi SARS, kemudian tahun 2009 ada Flu Meksiko (H1N1), disusul Flu Unta pada 2012; dan tahun 2019 ada Pandemi Covid. "Kini Pramuka harus berperan mengatasi pandemi kali ini," tandasnya.

Sementara, Ketua Kwartir Daerah Pramuka Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Supriyanti menambahkan bahwa pramuka selalu hadir di garis depan ketika masyarakat membutuhkan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content