Penyebab Keruntuhan Kesultanan Mataram Islam, Kehilangan Sosok Sultan Agung hingga Campur Tangan Belanda
Senin, 05 Agustus 2024 - 15:05 WIB
Kondisi tersebut turut membuat keadaan ekonomi dan sosial kerajaan mengalami kemunduran. Kabar buruknya, para penerus Sultan Agung belum punya solusi konkret untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Faktor lain yang menjadikan Mataram Islam runtuh adalah terjadinya konflik internal. Terlebih, Belanda yang ingin mengambil kesempatan turut memperkeruh suasana di istana.
Perselisihan antara internal kerajaan diakhiri dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Melalui kesepakatan itu, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta.
Pada satu sisi, Kasultanan Ngayogyakarta diberikan kepada Hamengkubuwono I, sementara Kasunanan Surakarta diserahkan untuk Pakubuwono III. Momen ini secara praktis menandai akhir riwayat Kesultanan Mataram Islam.
Demikianlah ulasan mengenai penyebab keruntuhan Kesultanan Mataram Islam.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
2. Konflik Internal dan Adu Domba Belanda
Faktor lain yang menjadikan Mataram Islam runtuh adalah terjadinya konflik internal. Terlebih, Belanda yang ingin mengambil kesempatan turut memperkeruh suasana di istana.
Perselisihan antara internal kerajaan diakhiri dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Melalui kesepakatan itu, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta.
Pada satu sisi, Kasultanan Ngayogyakarta diberikan kepada Hamengkubuwono I, sementara Kasunanan Surakarta diserahkan untuk Pakubuwono III. Momen ini secara praktis menandai akhir riwayat Kesultanan Mataram Islam.
Demikianlah ulasan mengenai penyebab keruntuhan Kesultanan Mataram Islam.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(shf)
tulis komentar anda