Salah Tangkap, Bocah 13 Tahun Bonyok Diduga Dihajar Oknum Polisi

Senin, 24 Agustus 2020 - 23:50 WIB
Keluarga korban salah tangkap di Makassar usai memberikan keterangan di Polsek Bontoala Makassar. Foto: Sindonews/Faisal Mustafa
MAKASSAR - MF, (13), diduga menjadi korban salah tangkap oleh anggota Polesek Bontoala Makassar, hingga wajahnya bonyok diduga dihajar oknum polisi.

Kabar salah tangkap ini beredar pada sosial media yang menampilkan gambar seorang anak lelaki dengan luka lebam di bagian mata sebelah kiri yang bagikan akun Facebook bernama Abdul Karim Makassar.

Posting yang dibagikan akun Abdul Karim Makassar pada Senin (24/8/2020) sekira pukul 19.00 Wita, telah berisi komentar 3.098 dan like 1321 akun. Dan dibagikan kembali 792 kali.



Abdul Karim Makassar ketika dikonfirmasi membenarkan postingan itu sengaja dibagikan untuk mendapatkan keadilan. Foto di dalam postingan itu disebutkan merupakan keponakannya berinisial MF, yang masih berusia 13 tahun.



Pelajar SMP itu diduga menjadi korban salah tangkap dan dikabarkan babak belur karena dihajar oknum anggota kepolisian yang tengah membubarkan aksi tawuran.

"Ini anak waktu kejadian hanya melintas di Jalan Ujung (Bontoala). Kebetulan ada anak-anak tawuran di situ dikejar sama polisi. Karena dia takut makanya lari juga," kata Karim dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Karim menyebutkan, peristiwa tawuran itu terjadi pada Jumat, 21 Agustus 2020 lalu. Kala itu MF hendak pulang ke rumahnya di Jalan Tinumbu. Keponakannya tersebut baru saja pulang dari pasar pelelangan ikan dengan berjalan kaki bersama beberapa orang temannya.

MF kata Karim, memang kerap mengunjungi pasar ikan sepulang dari mengaji di sore hari. Malam harinya, ia baru pulang kembali ke rumah. MF yang panik, juga ikut berlari saat polisi membubarkan tawuran.

Aksi kejar-kejaran pelaku tawuran dengan kepolisian tidak terhindarkan hingga MF ikut diamankan. "Dia didapat dihantam mukanya pakai helm. Terus diinjak juga kakinya pakai (ban) motor. Baru dipukul juga di belakangnya," ungkap Karim.

Karim menceritakan, selain mendapatkan sentuhan fisik, MF juga mengaku jika dirinya seolah-olah dipaksa untuk mengakui kesalahannya setelah diamankan dan di bawa ke kantor polisi.

Sadar jika salah tangkap, lanjut Karim, petugas yang memeriksanya mempertanyakan tentang luka yang ada ditubuhnya.

"Jadi dia bilang (sama polisi) biar saja pak. Nanti kalau saya ditanya sama orang tuaku, saya bilang kalau saya jatuh. Jadi ternyata begitu penjelasannya dia baru bisa dibebaskan. Dia diiming-imingi kalau mau dibebaskan," bebernya.

Perlakukan ini lanjut Karim diketahui, setelah keluarganya bertanya-tanya dan berupaya mencari MF di tempat dimana dia biasa menghabiskan waktunya. Termasuk di tempat pelelangan ikan di Pasar Lelong. Seharian mencari, MF tidak juga pulang. Belakangan, ibu MF baru mengetahui bahwa anaknya ditangkap polisi dari rekannya, Jumat siang.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More