Ini Penyebab Perbedaan Perlakuan terhadap Pemotor Berboncengan saat PSBB
Jum'at, 01 Mei 2020 - 22:22 WIB
"Mereka yang berboncengan dihentikan dulu, dicek identitas, dan ditanya mau kemana. Lalu mereka dipersilakan melanjutkan perjalanan karena msatu alamat. Tadi suami istri asal Dayehkolot. Prinsipnya bisa berboncengan selama satu alamat. Kalau dipulangkan lagi kan kasihan," kata petugas Satpol PP Kabupaten Bandung Azhar.
Begitu juga di check point Taman Cibaduyut Indah (TCI), Jalan Terusan Cibaduyut. Petugas di sinipun tak melarang orang berboncengan motor asalkan satu alamat.
Sejumlah pengendara motor berboncengan dihentikan di depan check point. Identitas mereka diperiksa dan suhu tubuh pun dicek menggunakan thermal scanner. Setelah itu, pengendaran motor berboncengan dipersilakan melanjutkan perjalanan.
Seorang pengendara motor berboncengan, Supriyadi (40) dan Yuanita (38) baru saja dari Kota Bandung untuk suatu keperluan. Keduanya tinggal di Kecamatan Bojongsoang.
Supriyadi dan istrinya bekerja di Kota Bandung. Setiap pagi, di cek poin gerbang tol Buahbatu, istrinya harus jalan kaki lebih dulu untuk menghindari pemeriksaan petugas.
"Kalau di Kota Bandung mah ribet. Tiap pagi istri harus jalan kaki dulu. Setelah melewati check point, baru boncengan lagi. Yang di kabupaten mah lebih rasional," kata Supriyadi.
Begitu juga yang diungkapkan Ahmad Fauzan (36) dan istrinya Elisa (34) warga Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Suami istri ini bekerja di Kota Bandung. Elisa terpaksa harus jalan kaki atau naik angkot dulu untuk melewati check point Buahbatu. "Petugas check point di kota mah tanpa dicek main halau saja," ujar Fauzan.
Begitu juga di check point Taman Cibaduyut Indah (TCI), Jalan Terusan Cibaduyut. Petugas di sinipun tak melarang orang berboncengan motor asalkan satu alamat.
Sejumlah pengendara motor berboncengan dihentikan di depan check point. Identitas mereka diperiksa dan suhu tubuh pun dicek menggunakan thermal scanner. Setelah itu, pengendaran motor berboncengan dipersilakan melanjutkan perjalanan.
Seorang pengendara motor berboncengan, Supriyadi (40) dan Yuanita (38) baru saja dari Kota Bandung untuk suatu keperluan. Keduanya tinggal di Kecamatan Bojongsoang.
Supriyadi dan istrinya bekerja di Kota Bandung. Setiap pagi, di cek poin gerbang tol Buahbatu, istrinya harus jalan kaki lebih dulu untuk menghindari pemeriksaan petugas.
"Kalau di Kota Bandung mah ribet. Tiap pagi istri harus jalan kaki dulu. Setelah melewati check point, baru boncengan lagi. Yang di kabupaten mah lebih rasional," kata Supriyadi.
Begitu juga yang diungkapkan Ahmad Fauzan (36) dan istrinya Elisa (34) warga Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Suami istri ini bekerja di Kota Bandung. Elisa terpaksa harus jalan kaki atau naik angkot dulu untuk melewati check point Buahbatu. "Petugas check point di kota mah tanpa dicek main halau saja," ujar Fauzan.
(awd)
tulis komentar anda