Kisah VOC, Perusahaan Dagang Belanda Bangkrut usai Biayai Perang Lawan Mataram hingga Korupsi
Rabu, 31 Juli 2024 - 06:21 WIB
Ketika perusahaan ini masih eksis, orang-orang saling berlomba untuk bisa menduduki kursi jabatan di VOC dengan tujuan jelas, yakni demi bisa mengeruk kekayaan sebesar-besarnya. Alhasil korupsi di perusahaan multinasional dan semakin lama semakin sulit dikontrol.
Gaji yang rendah pertama itu kemudian tumbuh berkembang di VOC ditengarai sebagai faktor yang mendorong para pegawainya melakukan praktik nakal dan korup, yang akhirnya merugikan kinerja perusahaan. Persoalan terjadinya perang dengan kerajaan dan masyarakat pribumi yang menguras banyak uang. Maka, kondisi VOC kemudian semakin kritisi, dalam mana situasi finansialnya krisis. Sejak 1790- an dan selanjutnya, singkatan VOC bahkan dipelesetkan jadi vergaan onder corruptie alias "hancur karena korupsi."
Ketika dibubarkan, VOC mempunyai tanggungan hutang sebesar 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia. Aset-asetnya kemudian diambil alih oleh pemerintahan Belanda.
Menariknya ketika mulai bangkrut, serangan Pangeran Hanyakrawati dari Mataram ke Surabaya kian membawa petakan bagi VOC. Pos - pos VOC yang ada di sekitar Surabaya, yang seperti Gresik dan Jortan ikut rusak dan terbakar. Tentu saja akibat kerusakan ini pihak VOC menjadi marah. Maka, Hanyakrawati pun meminta maaf kepada VOC, dan menggantinya dengan izin VOC mendirikan pos-pos dagang baru di Jepara.
Gaji yang rendah pertama itu kemudian tumbuh berkembang di VOC ditengarai sebagai faktor yang mendorong para pegawainya melakukan praktik nakal dan korup, yang akhirnya merugikan kinerja perusahaan. Persoalan terjadinya perang dengan kerajaan dan masyarakat pribumi yang menguras banyak uang. Maka, kondisi VOC kemudian semakin kritisi, dalam mana situasi finansialnya krisis. Sejak 1790- an dan selanjutnya, singkatan VOC bahkan dipelesetkan jadi vergaan onder corruptie alias "hancur karena korupsi."
Ketika dibubarkan, VOC mempunyai tanggungan hutang sebesar 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia. Aset-asetnya kemudian diambil alih oleh pemerintahan Belanda.
Menariknya ketika mulai bangkrut, serangan Pangeran Hanyakrawati dari Mataram ke Surabaya kian membawa petakan bagi VOC. Pos - pos VOC yang ada di sekitar Surabaya, yang seperti Gresik dan Jortan ikut rusak dan terbakar. Tentu saja akibat kerusakan ini pihak VOC menjadi marah. Maka, Hanyakrawati pun meminta maaf kepada VOC, dan menggantinya dengan izin VOC mendirikan pos-pos dagang baru di Jepara.
(hri)
tulis komentar anda