Kiai Bicak, Pusaka Sakti Mataram dari Merapi Bikin Hancur Pasukan Raja Pajang
Senin, 03 Juni 2024 - 06:02 WIB
Kerajaan Mataram dan Pajang konon berperang di kawasan sekitar Candi Prambanan. Mataram dipimpin oleh Panembahan Senopati sedangkan pasukan Pajang dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya langsung.
Pajang mengerahkan pasukan gabungan, termasuk pasukan dari Tuban dan Banten, yang jumlah melebihi dari jumlah pasukan Mataram. Konon sebelum pengumpulan pasukan itu, sidang agung digelar di Istana Pajang.
Persidangan agung di Istana Pajang disodorkan oleh para menantu raja, dalam hal ini Tumenggung Tuban dan Tumenggung Demak untuk memutuskan apakah Pajang perlu segera menyerbu Mataram.
Meskipun sadar akan jatuhnya Pajang nanti, Sultan Hadiwijaya tidak bisa bertahan terhadap desakan itu, dan memerintahkan segera mengangkat senjata. Para tumenggung menyatakan bersedia, asalkan sultan turut serta, meskipun berada di belakang barisan.
Sebagimana dikutip dari “Awal Kebangkitan Mataram: Masa Pemerintahan Senapati” dari H.J. De Graaf", keputusan pun akhirnya diambil, Sultan Pajang yang awalnya melunak dengan Mataram, akhirnya berubah dan menggaungkan peperangan.
Sikap Sultan Pajang berubah karena desakan dari dua menantunya, untuk menyerang Mataram. Sultan Pajang juga memerintahkan para bupati di daerah perbatasan untuk dikumpulkan. Pengumpulan itu mendukung suplai pasukan dan logistik melawan Mataram.
Tak kurang10.000orang prajurit Pajang dipersiapkan, Pangeran Benawa naik kuda di belakang ayahnya yang duduk di atas gajah. Di Prambanan mereka berhenti dan memperkuat pertahanan dengan meriam.
Pajang mengerahkan pasukan gabungan, termasuk pasukan dari Tuban dan Banten, yang jumlah melebihi dari jumlah pasukan Mataram. Konon sebelum pengumpulan pasukan itu, sidang agung digelar di Istana Pajang.
Persidangan agung di Istana Pajang disodorkan oleh para menantu raja, dalam hal ini Tumenggung Tuban dan Tumenggung Demak untuk memutuskan apakah Pajang perlu segera menyerbu Mataram.
Meskipun sadar akan jatuhnya Pajang nanti, Sultan Hadiwijaya tidak bisa bertahan terhadap desakan itu, dan memerintahkan segera mengangkat senjata. Para tumenggung menyatakan bersedia, asalkan sultan turut serta, meskipun berada di belakang barisan.
Sebagimana dikutip dari “Awal Kebangkitan Mataram: Masa Pemerintahan Senapati” dari H.J. De Graaf", keputusan pun akhirnya diambil, Sultan Pajang yang awalnya melunak dengan Mataram, akhirnya berubah dan menggaungkan peperangan.
Sikap Sultan Pajang berubah karena desakan dari dua menantunya, untuk menyerang Mataram. Sultan Pajang juga memerintahkan para bupati di daerah perbatasan untuk dikumpulkan. Pengumpulan itu mendukung suplai pasukan dan logistik melawan Mataram.
Tak kurang10.000orang prajurit Pajang dipersiapkan, Pangeran Benawa naik kuda di belakang ayahnya yang duduk di atas gajah. Di Prambanan mereka berhenti dan memperkuat pertahanan dengan meriam.
tulis komentar anda