Kisah Letjen KKO Hartono, Jenderal Loyalis Soekarno yang Mati Misterius di Orde Baru
Kamis, 09 Mei 2024 - 07:39 WIB
Sebagai saksi bisu masa lalu yang suram, nama Jenderal KKO tetap menjadi peringatan bagi banyak orang tentang bahaya kekuasaan yang absolut dan pentingnya mempertahankan kesetiaan pada prinsip-prinsip yang benar, bahkan dalam menghadapi badai kekuatan yang lebih besar.
Diasingkan Jadi Dubes Korut
Letjen KKO (Purn) Hartono merupakan orang yang menjunjung tinggi loyalitas kepada Presiden Soekarno. Sepanjang hidupnya ia memiliki peran penting terhadap kemerdekaan Indonesia. Ia banyak menduduki kursi-kursi penting kemiliteran.
Kiprahnya membuat citra militer Indonesia pernah sampai masa puncaknya. Pria kelahiran 1927 itu menjabat sebagai Komandan KKO dan Panglima Angkatan Laut. Hartono banyak terlibat dalam memberantas kasus penting termasuk memberantas kasus G30S/PKI.
Letjen KKO Hartono terkenal sebagai orang yang sangat setia pada Soekarno. Ketika Soekarno menemui dan meminta KKO menangani kasus yang menewaskan 7 jenderal, dengan lantang Hartono menyanggupinya.
Baca Juga
Gejolak memanas Orde Baru menjadi titik balik memanasnya politik di Indonesia. Soekarno mendapatkan banyak tuduhan atas kejadian di lubang buaya itu. Hartono yang senantiasa setia kepadanya meminta izin untuk melawan rezim Soeharto.
“Pejah gesang melu (hidup mati ikut) Bung Karno. Putih kata Bung Karno, Putih kata KKO. Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO“ Tukas Hartono dalam menjalankan misinya. Nyatanya hadirnya Hartono di samping Soekarno menjadi ancaman tersendiri bagi Soeharto.
Berawal dari kemiliteran, Hartono dipindahkan ke kedutaan besar Korea Utara pada 9 November 1968. Hartono dan KKO mencium niat buruk dari Soeharto. Ia merasa Soeharto ingin menyingkirkannya secara perlahan.
tulis komentar anda