Kekejaman Raja Mataram Picu Pemberontakan Bangsawan Madura hingga Hancurkan Ibu Kota Plered
Minggu, 05 Mei 2024 - 07:03 WIB
Hal ini memicu niatan para bangsawan di Jawa Timur memberontak ke Kerajaan Mataram.
Apalagi pasukan Trunojoyo juga diperkuat oleh pasukan Makassar pasca jatuhnya Makassar ke VOC. Para migran dari Makassar ini pun akhirnya bergabung ke pasukan Trunojoyo ketika melakukan pemberontakan ke Mataram.
Tercatat ada sekitar 9.000 orang terdiri dari pada pejuang Makassar, bangsawan Jawa, dan Madura, turut serta melakukan pemberontakan ke Mataram.
Hal ini konon membuat jumlahnya meningkat tajam. Bahkan para penguasa Giri, yang notabene pengikut Sunan Giri juga turut berperang bergabung pada tahun 1676, melakukan pemberontakan ke Mataram.
Ayah mertua Trunojoyo, Raden Kajoran berpengaruh cukup besar pada terkumpulnya pasukan begitu besar ini.
Bahkan ia dan pasukannya juga turut bergabung setelah kemenangan Trunojoyo Gegodog, pada September 1676.
Pemberontakan ini kian kuat setelah Pangeran Sampang, yang kelak mendapat gelar Cakraningrat II, juga turut bergabung setelah jatuhnya Ibu Kota Mataram pada 1677.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
Apalagi pasukan Trunojoyo juga diperkuat oleh pasukan Makassar pasca jatuhnya Makassar ke VOC. Para migran dari Makassar ini pun akhirnya bergabung ke pasukan Trunojoyo ketika melakukan pemberontakan ke Mataram.
Tercatat ada sekitar 9.000 orang terdiri dari pada pejuang Makassar, bangsawan Jawa, dan Madura, turut serta melakukan pemberontakan ke Mataram.
Hal ini konon membuat jumlahnya meningkat tajam. Bahkan para penguasa Giri, yang notabene pengikut Sunan Giri juga turut berperang bergabung pada tahun 1676, melakukan pemberontakan ke Mataram.
Ayah mertua Trunojoyo, Raden Kajoran berpengaruh cukup besar pada terkumpulnya pasukan begitu besar ini.
Bahkan ia dan pasukannya juga turut bergabung setelah kemenangan Trunojoyo Gegodog, pada September 1676.
Pemberontakan ini kian kuat setelah Pangeran Sampang, yang kelak mendapat gelar Cakraningrat II, juga turut bergabung setelah jatuhnya Ibu Kota Mataram pada 1677.
Lihat Juga: Kisah Cinta Jenderal Sudirman dengan Siti Alfiah, Gambaran Tentang Cinta yang Tak Memandang Harta
(shf)
tulis komentar anda