Kekejaman Raja Mataram Picu Pemberontakan Bangsawan Madura hingga Hancurkan Ibu Kota Plered

Minggu, 05 Mei 2024 - 07:03 WIB
Hal ini menjadikan banyak ketidakpuasan timbul dari daerah-daerah kekuasaan Mataram kala itu, termasuk Madura.

Banyak tokoh bangsawan dan ulama yang menjadi korban kekejaman Sultan Amangkurat I.

Bahkan sebagian tokoh yang dibantai oleh Amangkurat I adalah tokoh-tokoh di Jawa Timur yang dihormati, termasuk salah satunya ayah Trunojoyo bernama Raden Demang Melayakusuma.

Mertua Sultan Amangkurat I, Pangeran Pekik yang merupakan anak Adipati Surabaya juga tak lepas dieksekusi oleh Raja Mataram keempat tersebut.

Pembantaian anak turun kebangsawanan Jawa Timur ini memicu persoalan serius permusuhan antara Amangkurat I dengan para kawula Jawa Timur.

Hasilnya bisa terbukti, pasca Amangkurat I mangkat alias wafat, anaknya Amangkurat II juga harus menanggung konflik yang disebabkan ayahnya.

Raden Trunojoyo adalah keturunan penguasa Madura, yang dipaksa tinggal di Keraton Mataram setelah kekalahan dan pencaplokan oleh Mataram, pada tahun 1624.

Setelah ayahnya Trunojoyo dieksekusi oleh Amangkurat I pada 1656, ia meninggalkan Keraton Mataram dan pindah ke Kajoran. Ia lalu menikahi putri dari Raden Kajoran, kepala dari keluarga yang berkuasa di sana.

Keluarga Kajoran sendiri adalah keluarga ulama kuno yang kemudian terikat pernikahan dengan keluarga kerajaan.

Sebagai tokoh agama, Raden Kajoran khawatir dengan kebrutalan dan kebringasan pemerintahan Amangkurat I, termasuk eksekusi mati para bangsawan di keraton.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content