Kisah Panembahan Senopati Perluas Kekuasaan Mataram dengan Taklukkan Timur Pulau Jawa
Selasa, 16 April 2024 - 07:32 WIB
Kerajaan Mataram di bawah Panembahan Senopati mencoba melakukan ekspansi keluar wilayah. Salah satu daerah yang dituju yakni Surabaya, yang berada di timur Pulau Jawa.
Penaklukkan Surabaya dianggap penting oleh Panembahan Senopati, untuk memperluas pengaruh Mataram di Pulau Jawa usai mendeklarasikan diri sebagai kerajaan merdeka. Apalagi Surabaya dipandang memiliki penguasa yang tangguh dan paling banyak daerah bawahan.
Penaklukkan Surabaya secara otomatis akan membuat Mataram bisa menguasai daerah-daerah bawahan dari Surabaya. Terlebih kedua kerajaan ini sama-sama saling bersaing untuk memperebutkan kekuasaan di daerah Jawa bagian tengah dan Jawa bagian timur.
Setelah resmi menjadi kerajaan, Mataram segera mengonsolidasikan kekuatannya dengan menyatukan kerajaan-kerajaan lain, mulai dari Pajang sekitar tahun 1588, Demak pada 1588, Madiun pada 1590, dan Kediri pada 1591.
Hal itu dikutip dari buku “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II”. Kegagalan ekspansi ke barat juga membuat Mataram bertekad untuk mengalihkan ekspansinya ke timur Pulau Jawa kala itu.
Daerah-daerah di bawah pengaruh Surabaya menjadi sasaran pertama Mataram. Wilayah Surabaya sangat strategis letaknya. Beberapa kekuasaan berada di pantai utara Jawa. Surabaya kala itu juga dikenal sebagai pusat perdagangan dan aktivitas pelabuhan di wilayah timur.
Sementara Kadipaten Surabaya sendiri terkenal memiliki kekayaan dan kekuatan, dan tercatat sebagai kota pelabuhan dengan rute jalur perdagangan rempah-rempah, antar kepulauan. Secara kota pun luasnya besar kala itu, dengan diperkuat oleh kanal - kanal dan meriam- meriam.
Penaklukkan Surabaya dianggap penting oleh Panembahan Senopati, untuk memperluas pengaruh Mataram di Pulau Jawa usai mendeklarasikan diri sebagai kerajaan merdeka. Apalagi Surabaya dipandang memiliki penguasa yang tangguh dan paling banyak daerah bawahan.
Penaklukkan Surabaya secara otomatis akan membuat Mataram bisa menguasai daerah-daerah bawahan dari Surabaya. Terlebih kedua kerajaan ini sama-sama saling bersaing untuk memperebutkan kekuasaan di daerah Jawa bagian tengah dan Jawa bagian timur.
Setelah resmi menjadi kerajaan, Mataram segera mengonsolidasikan kekuatannya dengan menyatukan kerajaan-kerajaan lain, mulai dari Pajang sekitar tahun 1588, Demak pada 1588, Madiun pada 1590, dan Kediri pada 1591.
Hal itu dikutip dari buku “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II”. Kegagalan ekspansi ke barat juga membuat Mataram bertekad untuk mengalihkan ekspansinya ke timur Pulau Jawa kala itu.
Daerah-daerah di bawah pengaruh Surabaya menjadi sasaran pertama Mataram. Wilayah Surabaya sangat strategis letaknya. Beberapa kekuasaan berada di pantai utara Jawa. Surabaya kala itu juga dikenal sebagai pusat perdagangan dan aktivitas pelabuhan di wilayah timur.
Sementara Kadipaten Surabaya sendiri terkenal memiliki kekayaan dan kekuatan, dan tercatat sebagai kota pelabuhan dengan rute jalur perdagangan rempah-rempah, antar kepulauan. Secara kota pun luasnya besar kala itu, dengan diperkuat oleh kanal - kanal dan meriam- meriam.
tulis komentar anda