Heboh Mal Terbesar di Yogyakarta Dijual, Ini Kata DPD REI
Kamis, 28 Maret 2024 - 19:11 WIB
Penjualan mal sebenarnya hal yang biasa dan lazim. “Penjualan sebuah properti seperti mal ataupun hotel sebenarnya sudah menjadi hal yang lazim ataupun biasa," katanya.
Dia mencontohkan ketika pandemi COVID-19, banyak properti yang berpindah tangan karena menghindari kerugian lebih besar. Misalnya, Hartana Mall Yogyakarta berpindah tangan dan menjadi Pakuwon Mall. “Bahkan kala itu (Hartono Mall) harganya murah," katanya.
Ilham mengatakan terkait harga tentu banyak yang menjadi pertimbangan. Jika sekarang JCM ditawarkan Rp3 triliun, menurut dia itu tergantung manfaat dan prospek bisnis ke depan.
Menurut dia penjualan gedung-gedung megah seperti mal ataupun hotel tidak selamanya karena bisnisnya tengah sepi. “Belum tentu karena sepi atau merugi," terangnya.
Menurutnya, bisa jadi pemilik ingin mendapatkan properti lain yang lebih baik ataupun sekedar menguji harga layak untuk aset yang dimilikinya. Jadi sebuah properti dijual tidak mencerminkan jika dia sedang tidak baik-baik saja.
Ilham mengatakan apa yang nampak itu hanyalah permainan pasar dan tidak mencerminkan kondisi realnya. Di mana ketika properti itu dijual menunjukkan kondisi bisnisnya dalam keadaan menurun. Walau memang ada yang menjual properti karena kondisi bisnisnya menurun.
Dia mencontohkan ketika pandemi COVID-19, banyak properti yang berpindah tangan karena menghindari kerugian lebih besar. Misalnya, Hartana Mall Yogyakarta berpindah tangan dan menjadi Pakuwon Mall. “Bahkan kala itu (Hartono Mall) harganya murah," katanya.
Ilham mengatakan terkait harga tentu banyak yang menjadi pertimbangan. Jika sekarang JCM ditawarkan Rp3 triliun, menurut dia itu tergantung manfaat dan prospek bisnis ke depan.
Menurut dia penjualan gedung-gedung megah seperti mal ataupun hotel tidak selamanya karena bisnisnya tengah sepi. “Belum tentu karena sepi atau merugi," terangnya.
Menurutnya, bisa jadi pemilik ingin mendapatkan properti lain yang lebih baik ataupun sekedar menguji harga layak untuk aset yang dimilikinya. Jadi sebuah properti dijual tidak mencerminkan jika dia sedang tidak baik-baik saja.
Ilham mengatakan apa yang nampak itu hanyalah permainan pasar dan tidak mencerminkan kondisi realnya. Di mana ketika properti itu dijual menunjukkan kondisi bisnisnya dalam keadaan menurun. Walau memang ada yang menjual properti karena kondisi bisnisnya menurun.
(wib)
Lihat Juga :
tulis komentar anda