Kisah Bondan Kejawan Anak Prabu Brawijaya yang Disembunyikan

Jum'at, 15 Maret 2024 - 06:23 WIB
Gerbang makam Raden Bondan Kejawen putra ke 14 Prabu Brawijaya raja Kerajaan Majapahit terakhir dengan seorang Putri Wandan Sari di Gamping, Sleman. Foto/Ist
Di bawah bayang-bayang kejayaan Majapahit, terukir kisah penuh liku tentang Bondan Kejawan, putra Prabu Brawijaya yang tersembunyi. Mimpi sang prabu tentang perpindahan wahyu kerajaan memicu perintah kejam yaitu membunuh setiap bayi laki-laki berusia sewindu.

Pada mimpinya itu Prabu Brawijaya konon bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya karena suatu syarat. Syarat itu yakni ia harus bercampur dengan putri Wandan, dayang-dayang putri Dwarawati, dikutip dari buku "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara - Negara Islam di Nusantara". Tetapi setelah sembilan bulan, putri Wandan melahirkan seorang jabang bayi laki-laki.

Putri Wandan diceraikan dan jabang bayi diserahkan Prabu Brawijaya kepada juru Masahar, dengan pesan agar jabang bayi pada usia sewindu dibunuh. Juru sawah Masahar menyanggupi, jabang bayi dibawa pulang dan dipelihara baik-baik oleh Nyi Masahar, yang sudah bertahun-tahun merindukan anak.



Jabang bayi itu diberi nama Bondan Kejawan. Setelah mencapai usia sewindu, juru sawah Masahar berniat memenuhi janjinya kepada sang prabu, karena takut kena umpat sang nata Prabu Brawijaya. Ketika melihat keris terhunus siap untuk ditikam, Nyi Buhut Masahar jatuh pingsan. Karena cintanya kepada istrinya, Bondan Kejawan tidak jadi dibunuh. Ki Masahar terpaksa berdusta kepada sang prabu, Bondan Kejawan dirahasiakan.



Ki Juru Sawah Masahar setiap habis musim panen menyerahkan hasil sawah kepada sang Prabu Majapahit. Karena hasil padi terlalu banyak, padi itu dipikul oleh banyak orang. Pada suatu waktu, ketika Ki Juru Masahar berangkat ke Majapahit mengantar orang-orang yang memikul padi, Bondan Kejawan ingin ikut serta di luar pengetahuan bapak angkatnya.

Penyerahan hasil padi telah diserahkan kepada sang prabu dan diterima oleh para pembesar yang ditugaskan. Sementara itu, Bondan Kejawan masuk Siti Inggil menuju tempat gamelan Sekar Dalima, hadiah dari Raja Campa.

Bondan Kejawan bermain gamelan Sekar Dalima, sedangkan gamelan Sekar Dalima adalah gamelan pusaka, tidak boleh dimainkan oleh sembarang orang. Hanya dimainkan di waktu-waktu tertentu saja. Dengan sendirinya bunyi gamelan itu membuat terkejut orang banyak.

Sang Prabu Brawijaya segera memberikan perintah untuk memeriksa siapa - siapa yang berani memainkan ganelan Sekar Dalima itu. Ketika Bondan Kejawan ditangkap dan ditanya siapa nama dan dari mana asalnya, ia mengaku bahwa ia adalah anak Ki Masahar, juru sawah. Bondan Kejawan dibawa menghadap ke sang prabu.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More