Kisah Cakrajaya, Sosok Perampok Terkenal Madura yang Takluk oleh Sunan Kalijaga
Minggu, 14 Januari 2024 - 06:27 WIB
Namun orang itu tidak tahu sosok yang menyanyikan syair-syair merdu itu. Sunan Kalijaga pun membalas perkataan orang itu, "kalau kamu mencari seseorang, maka akulah yang kamu cari," kata Sunan Kalijaga kembali ke orang itu.
Orang itu tidak lain adalah Cakrajaya, perampok yang bermaksud menemui Sunan Kalijaga. Mendengar perkataan Sunan Kalijaga Cakrajaya sangat terkejut, karena orang yang barusan membacakan sebuah syair itu mengetahui maksud kedatangannya ke daerah itu.
"Mana mungkin kau Lokajaya yang saya cari. Pakaianmu tidak sebagaimana perampok, tapi seperti orang berdakwah saja," jawab orang itu kembali ke Sunan Kalijaga.
"Itulah aku yang sekarang. Aku telah meninggalkan pekerjaanku dulu. Kalau kamu punya keperluan terhadapku, maka bersihkanlah dulu hatimu," timpal Sunan Kalijaga lagi.
Mendengar perkataan jawaban Sunan Kalijaga, Cakrajaya tertegun. Diam-diam itu mengagumi Sunan Kalijaga, karena dapat mengetahui maksud hatinya datang ke tempat itu. Meskipun sebelumnya ia tidak pernah kenal dan bertemu.
Cakrajaya meyakini bahwa orang yang berada di depannya kini adalah orang hebat. Hal ini membuat ia memutuskan untuk berguru kepada Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga pun memberikan satu syarat kepada Cakrajaya. Cakrajaya diminta untuk pergi ke hutan bertapa merenungi dosa-dosanya.
Cakrajaya pun pamit ke Sunan Kalijaga pergi ke hutan untuk bertapa. Konon Cakrajaya bertapa selama 44 tahun, setelah Sunan Kalijaga mengunjunginya, ia merasa kesulitan menemui Cakrajaya, karena hutan sudah sangat lebat.
Oleh karenanya, Sunan Kalijaga berinisiatif membakar hutan itu, setelah api reda, ia dapat melihat Cakrajaya masih dalam posisi duduk bersila dengan pakaian terbakar, namun tubuhnya tidak terbakar sama sekali. Sunan Kalijaga pun membangunkan Cakrajaya dan mengajarkan ilmu agama kepadanya.
Ia meminta Cakrajaya membangun sebuah desa di atas tanah bekas tempat ia bertapa dan terbakar. Sunan Kalijaga pun mengganti nama Cakrajaya menjadi Kiai Geseng, geseng sendiri berarti terbakar. Kelak nana desa itu dikenal dengan nama Desa Geseng, sebuah desa kuno yang ada di daerah Tuban, Jawa Timur.
Orang itu tidak lain adalah Cakrajaya, perampok yang bermaksud menemui Sunan Kalijaga. Mendengar perkataan Sunan Kalijaga Cakrajaya sangat terkejut, karena orang yang barusan membacakan sebuah syair itu mengetahui maksud kedatangannya ke daerah itu.
"Mana mungkin kau Lokajaya yang saya cari. Pakaianmu tidak sebagaimana perampok, tapi seperti orang berdakwah saja," jawab orang itu kembali ke Sunan Kalijaga.
"Itulah aku yang sekarang. Aku telah meninggalkan pekerjaanku dulu. Kalau kamu punya keperluan terhadapku, maka bersihkanlah dulu hatimu," timpal Sunan Kalijaga lagi.
Mendengar perkataan jawaban Sunan Kalijaga, Cakrajaya tertegun. Diam-diam itu mengagumi Sunan Kalijaga, karena dapat mengetahui maksud hatinya datang ke tempat itu. Meskipun sebelumnya ia tidak pernah kenal dan bertemu.
Cakrajaya meyakini bahwa orang yang berada di depannya kini adalah orang hebat. Hal ini membuat ia memutuskan untuk berguru kepada Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga pun memberikan satu syarat kepada Cakrajaya. Cakrajaya diminta untuk pergi ke hutan bertapa merenungi dosa-dosanya.
Cakrajaya pun pamit ke Sunan Kalijaga pergi ke hutan untuk bertapa. Konon Cakrajaya bertapa selama 44 tahun, setelah Sunan Kalijaga mengunjunginya, ia merasa kesulitan menemui Cakrajaya, karena hutan sudah sangat lebat.
Oleh karenanya, Sunan Kalijaga berinisiatif membakar hutan itu, setelah api reda, ia dapat melihat Cakrajaya masih dalam posisi duduk bersila dengan pakaian terbakar, namun tubuhnya tidak terbakar sama sekali. Sunan Kalijaga pun membangunkan Cakrajaya dan mengajarkan ilmu agama kepadanya.
Ia meminta Cakrajaya membangun sebuah desa di atas tanah bekas tempat ia bertapa dan terbakar. Sunan Kalijaga pun mengganti nama Cakrajaya menjadi Kiai Geseng, geseng sendiri berarti terbakar. Kelak nana desa itu dikenal dengan nama Desa Geseng, sebuah desa kuno yang ada di daerah Tuban, Jawa Timur.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda