Kisah Cakrajaya, Sosok Perampok Terkenal Madura yang Takluk oleh Sunan Kalijaga

Minggu, 14 Januari 2024 - 06:27 WIB
loading...
Kisah Cakrajaya, Sosok Perampok Terkenal Madura yang Takluk oleh Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Foto/Ist
A A A
Sebagai seorang waliullah, Sunan Kalijaga konon dikenal sebagai pribadi yang memiliki kesaktian dan karomah. Kesaktian Sunan Kalijaga salah satunya konon bisa mengetahui isi hati orang lain, yang ditemuinya.

Sebelum menjadi waliullah dan penyebar agama Islam di Pulau Jawa, Sunan Kalijaga atau yang bernama asli Raden Sahid itu dikenal sebagai perampok yang disegani. Bahkan ia dikenal dengan perampok yang disegani dan ditakuti oleh para pemilik harta.

Ketika sang perampok ini bertaubat dan menjadi penyebar agama Islam hingga akhirnya jadi seorang wali dari 9 wali yang dikenal di Pulau Jawa. Bahkan karena kehebatan namanya melanglang buana ke beberapa penjuru tanah Jawa, termasuk ke Pulau Madura.

Kebetulan di Madura saat itu ada seorang perampok yang disegani dan terkenal bernama Cakrajaya. Mendengar nama Sunan Kalijaga yang pada waktu itu begitu populer dan dikenal dengan nama Lokajaya, perampok itu penasaran dan bermaksud menemui Sunan Kalijaga yang diketahuinya masih menggeluti dunia hitam.



Sebagaimana dikisahkan pada buku "Kesaktian dan Tarekat Sunan Kalijaga" tulisan Rusydie Anwar, saat itu Sunan Kalijaga sudah bertaubat dan menjadi murid dari Sunan Bonang. Mengetahui hal itu, Sunan Bonang memanggil Sunan Kalijaga dan mengatakan ada seseorang yang kemungkinan berniat jahat kepada Sunan Kalijaga.

Sunan Bonang pun meminta agar Sunan Kalijaga membersihkan hati sang perampok bernama Cakrajaya itu tadi yang akan menemui Sunan Kalijaga. Suatu waktu Sunan Kalijaga dikisahkan tengah berjalan di sebuah perkampungan.

Saat itu Sunan Kalijaga berpapasan dengan warga kampung yang mau melaksanakan aktivitas, seperti pergi ke ladang dan ke pasar. Pada saat berjalan, Sunan Kalijaga menyanyikan syair-syair yang sangat merdu, sehingga ada seorang warga yang terpukau oleh syair-syair yang dinyanyikan oleh Sunan Kalijaga.

"Syair itu sangat bagus," kata orang tersebut kepada Sunan Kalijaga saat bertemu.

Namun orang itu tidak tahu sosok yang menyanyikan syair-syair merdu itu. Sunan Kalijaga pun membalas perkataan orang itu, "kalau kamu mencari seseorang, maka akulah yang kamu cari," kata Sunan Kalijaga kembali ke orang itu.

Orang itu tidak lain adalah Cakrajaya, perampok yang bermaksud menemui Sunan Kalijaga. Mendengar perkataan Sunan Kalijaga Cakrajaya sangat terkejut, karena orang yang barusan membacakan sebuah syair itu mengetahui maksud kedatangannya ke daerah itu.

"Mana mungkin kau Lokajaya yang saya cari. Pakaianmu tidak sebagaimana perampok, tapi seperti orang berdakwah saja," jawab orang itu kembali ke Sunan Kalijaga.

"Itulah aku yang sekarang. Aku telah meninggalkan pekerjaanku dulu. Kalau kamu punya keperluan terhadapku, maka bersihkanlah dulu hatimu," timpal Sunan Kalijaga lagi.

Mendengar perkataan jawaban Sunan Kalijaga, Cakrajaya tertegun. Diam-diam itu mengagumi Sunan Kalijaga, karena dapat mengetahui maksud hatinya datang ke tempat itu. Meskipun sebelumnya ia tidak pernah kenal dan bertemu.

Cakrajaya meyakini bahwa orang yang berada di depannya kini adalah orang hebat. Hal ini membuat ia memutuskan untuk berguru kepada Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga pun memberikan satu syarat kepada Cakrajaya. Cakrajaya diminta untuk pergi ke hutan bertapa merenungi dosa-dosanya.

Cakrajaya pun pamit ke Sunan Kalijaga pergi ke hutan untuk bertapa. Konon Cakrajaya bertapa selama 44 tahun, setelah Sunan Kalijaga mengunjunginya, ia merasa kesulitan menemui Cakrajaya, karena hutan sudah sangat lebat.

Oleh karenanya, Sunan Kalijaga berinisiatif membakar hutan itu, setelah api reda, ia dapat melihat Cakrajaya masih dalam posisi duduk bersila dengan pakaian terbakar, namun tubuhnya tidak terbakar sama sekali. Sunan Kalijaga pun membangunkan Cakrajaya dan mengajarkan ilmu agama kepadanya.

Ia meminta Cakrajaya membangun sebuah desa di atas tanah bekas tempat ia bertapa dan terbakar. Sunan Kalijaga pun mengganti nama Cakrajaya menjadi Kiai Geseng, geseng sendiri berarti terbakar. Kelak nana desa itu dikenal dengan nama Desa Geseng, sebuah desa kuno yang ada di daerah Tuban, Jawa Timur.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1588 seconds (0.1#10.140)