Harga Raisa Rp100 Juta, Pakai Joystick dan Bisa Tahan 10 Jam
Selasa, 14 April 2020 - 17:31 WIB
SURABAYA - Robot Raisa mulai dijalankan di RS Universitas Airlangga (RSUA) untuk merawat para pasien Covid-19. Kehadiran teknologi dalam penanganan pasien virus Corona bisa menjadi tulang punggung pencxegahan penularan virus pada petugas medis.
Robot yang proses pembuatannya diperkirakan menghabiskan biaya Rp100 juta per unit ini rencananya akan diproduksi dalam jumlah besar. RAISA akan disebar ke berbagai RS yang menangani pasien Covid-19.
Muhtadin ST MT, salah satu tim peneliti robot dari ITS menuturkan, jika robot ini bisa beroperasi bergantung pada koneksi Wireless Fidelity (Wifi), dan dengan spesifikasi baterai 0,85 kWh. RAISA s endiri digadang-gadang mampu bertahan sekitar 8-10 jam.
“Uji coba juga sudah dilakukan, sedang untuk menjaga kesterilannya juga bisa dilakukan dengan menggunakan disinfektan,” kata Muhtadin, Selasa (14/4/2020).(baca juga: Raisa, Robot Pelayan Pasien Covid-19 Hasil Kolaborasi ITS-Unair )
Dosen Teknik Komputer ITS ini menambahkan, RAISA dikendalikan menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick. Robot ini merupakan gabungan teknologi yang ada pada empat robot milik ITS sebelumnya, yakni robot sepakbola beroda (Iris), robot kapal tanpa awak (Barunastra), robot humanoid (Ichiro) dan robot untuk Kontes Robot Indonesia (KRI).
Robot setinggi 1,5 meter ini dilengkapi dengan empat rak secara bersusun yang bisa membawa banyak barang maksimal 50 kilogram. “Robot ini juga dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dengan pasien menggunakan multimedia,” jelasnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Dr Emil Elestianto Dardak mengatakan, RAISA terbukti memiliki kecanggihan ketika pihaknya melakukan uji coba langsung kepada robot ini. “RAISA ini menarik, selain penampilan interface-nya yang cute, juga bisa menghubungkan pasien dengan perawat yang ada di luar melalui layar,” kata Emil.
Ia berharap agar robot RAISA ini dipercepat produksinya, apabila sudah dioperasikan dengan baik di RSUA, diharapkan bisa segera dioperasikan secara missal ke berbagai RS di Indoensia. “Karena kami (Pemprov Jatim, red) sudah menyiapkan dana dari APBD yang khusus untuk mengembangkan riset dan teknologi,” katanya.
Robot yang proses pembuatannya diperkirakan menghabiskan biaya Rp100 juta per unit ini rencananya akan diproduksi dalam jumlah besar. RAISA akan disebar ke berbagai RS yang menangani pasien Covid-19.
Muhtadin ST MT, salah satu tim peneliti robot dari ITS menuturkan, jika robot ini bisa beroperasi bergantung pada koneksi Wireless Fidelity (Wifi), dan dengan spesifikasi baterai 0,85 kWh. RAISA s endiri digadang-gadang mampu bertahan sekitar 8-10 jam.
“Uji coba juga sudah dilakukan, sedang untuk menjaga kesterilannya juga bisa dilakukan dengan menggunakan disinfektan,” kata Muhtadin, Selasa (14/4/2020).(baca juga: Raisa, Robot Pelayan Pasien Covid-19 Hasil Kolaborasi ITS-Unair )
Dosen Teknik Komputer ITS ini menambahkan, RAISA dikendalikan menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick. Robot ini merupakan gabungan teknologi yang ada pada empat robot milik ITS sebelumnya, yakni robot sepakbola beroda (Iris), robot kapal tanpa awak (Barunastra), robot humanoid (Ichiro) dan robot untuk Kontes Robot Indonesia (KRI).
Robot setinggi 1,5 meter ini dilengkapi dengan empat rak secara bersusun yang bisa membawa banyak barang maksimal 50 kilogram. “Robot ini juga dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dengan pasien menggunakan multimedia,” jelasnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Dr Emil Elestianto Dardak mengatakan, RAISA terbukti memiliki kecanggihan ketika pihaknya melakukan uji coba langsung kepada robot ini. “RAISA ini menarik, selain penampilan interface-nya yang cute, juga bisa menghubungkan pasien dengan perawat yang ada di luar melalui layar,” kata Emil.
Ia berharap agar robot RAISA ini dipercepat produksinya, apabila sudah dioperasikan dengan baik di RSUA, diharapkan bisa segera dioperasikan secara missal ke berbagai RS di Indoensia. “Karena kami (Pemprov Jatim, red) sudah menyiapkan dana dari APBD yang khusus untuk mengembangkan riset dan teknologi,” katanya.
(mas)
tulis komentar anda