Penggerak Pengentasan Stunting, Pemkot Semarang Raih Indonesia Awards 2023
Jum'at, 01 September 2023 - 21:49 WIB
Pemkot Semarang menjalankan program Dahsyat, yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting, yang terinspirasi buku buatan dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, yang berisi resep-resep masakan sehat dan murah. Resep masakan sehat dan murah tersebut membantu pemenuhan gizi anak-anak.
“Dari buku itu kita implementasikan di semua dasawisma tim penggerak PKK. Hal ini menjadi salah satu penyebab turunnya stunting karena ibu-ibu diajak masak,” kata perempuan kelahiran 4 Mei 1966.
Ada pula program Rumah Pelita yang dibentuk untuk menangani Baduta atau bayi dua tahun penderita stunting. Lewat Rumah Pelita ini Baduta diberi makanan bergizi dan pola asuh yang sesuai.
Ada pula program Day Care Rumah Pelita, di mana anak-anak stunting yang dititipkan akan didampingi pengasuh dan dokter untuk mengecek pertumbuhan dan perkembangannya.
Inovasi lain dalam pengentasan stunting di Kota Semarang yakni Rumah Sigap yang terintegrasi dengan Rumah Pelita, dan program Melon Mas atau Milenial Gotong Royong Mengatasi Stunting.
Pemkot Semarang juga menggandeng forum atau organisasi kepemudaan, seperti Forum Genre, Forum Anak, Forum OSIS, Karang Taruna, Pramuka, yang digerakkan guna mengedukasi tentang stunting.
Karena itu, Ita menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu program Pemkot Semarang dalam mengatasi stunting. "Dapat penghargaan Indonesia Awards 2023 terkait penanganan stunting. Pencegahan dan penanganan stunting kan merupakan program nasional dari Bapak Presiden yang harus dilakukan pada 2023-2024, yaitu pengendalian inflasi, ketahanan pangan, penanganan stunting, dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan," ujarnya.
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama kepala daerah lainnya penerima Indonesia Awards 2023. (Foto: dok iNews Media Group)
Perempuan yang menjabat sebagai Walikota Semarang sejak 30 Januari 2023 ini menambahkan, target stunting harus turun menjadi nol persen. Angka prevalensi stunting di Semarang saat ini sebesar 1,4 persen, atau terus menurun dari tahun sebelumnya.
“Dari buku itu kita implementasikan di semua dasawisma tim penggerak PKK. Hal ini menjadi salah satu penyebab turunnya stunting karena ibu-ibu diajak masak,” kata perempuan kelahiran 4 Mei 1966.
Ada pula program Rumah Pelita yang dibentuk untuk menangani Baduta atau bayi dua tahun penderita stunting. Lewat Rumah Pelita ini Baduta diberi makanan bergizi dan pola asuh yang sesuai.
Ada pula program Day Care Rumah Pelita, di mana anak-anak stunting yang dititipkan akan didampingi pengasuh dan dokter untuk mengecek pertumbuhan dan perkembangannya.
Inovasi lain dalam pengentasan stunting di Kota Semarang yakni Rumah Sigap yang terintegrasi dengan Rumah Pelita, dan program Melon Mas atau Milenial Gotong Royong Mengatasi Stunting.
Pemkot Semarang juga menggandeng forum atau organisasi kepemudaan, seperti Forum Genre, Forum Anak, Forum OSIS, Karang Taruna, Pramuka, yang digerakkan guna mengedukasi tentang stunting.
Karena itu, Ita menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu program Pemkot Semarang dalam mengatasi stunting. "Dapat penghargaan Indonesia Awards 2023 terkait penanganan stunting. Pencegahan dan penanganan stunting kan merupakan program nasional dari Bapak Presiden yang harus dilakukan pada 2023-2024, yaitu pengendalian inflasi, ketahanan pangan, penanganan stunting, dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan," ujarnya.
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama kepala daerah lainnya penerima Indonesia Awards 2023. (Foto: dok iNews Media Group)
Perempuan yang menjabat sebagai Walikota Semarang sejak 30 Januari 2023 ini menambahkan, target stunting harus turun menjadi nol persen. Angka prevalensi stunting di Semarang saat ini sebesar 1,4 persen, atau terus menurun dari tahun sebelumnya.
tulis komentar anda