Yayasan Kartika Soekarno Kembangkan PAUD dan Posyandu di Songan Kintamani

Rabu, 16 Agustus 2023 - 07:33 WIB
Yayasan berusaha untuk memperkuat dampaknya dan menjangkau audiens yang lebih luas dengan mengumpulkan sumber daya dan keahlian.

“Kita memiliki tanggung jawab bersama untuk berinvestasi bagi masa depan anak-anak kita. Yayasan ini merupakan wadah untuk menyalurkan sumber daya dan upaya kita untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk berkembang dan memenuhi potensinya,” ujar Kartika Soekarno.

Yayasan Kartika Soekarno mendorong individu dan organisasi untuk terlibat dan mendukung tujuan mereka. Baik melalui kontribusi keuangan, sukarela, atau advokasi, setiap gerakan, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya, dapat memberikan perbedaan yang signifikan dalam mengubah kehidupan anak-anak Indonesia.

Lewat Yayasan Kartika Soekarno telah mengangkat masalah pemikiran tentang sejarah kolonial Indonesia dan implikasi modern. Kartika berharap generasi penerus akan beranjak dari “kompleks kolonial”.

Dia mempertanyakan perlunya warga negara Indonesia membutuhkan visa melakukan perjalanan ke Belanda, mengingat sejarah kolonial negara itu. Karena sejarah kolonial antara Inggris dan koloni persemakmuran, India, Singapura, dan Malaysia tidak memerlukan visa untuk bepergian ke Inggris.

Sejarah panjang kolonialisme Belanda di Indonesia selama lebih dari 350 tahun telah meninggalkan dampak yang bertahan lama pada masyarakat, budaya, dan ekonominya.

”Perjuangan kemerdekaan yang berpuncak pada Proklamasi Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan babak penting dalam sejarah bangsa. Sementara pemerintah Belanda telah mengeluarkan permintaan maaf resmi untuk masa lalu kolonial,” paparnya.

Dia percaya tindakan nyata, di luar kata-kata penyesalan, diperlukan untuk mengatasi ketidakadilan sejarah dan menciptakan hubungan yang lebih adil antara kedua negara.

Kartika Soekarno menekankan mengakui sejarah sangat penting untuk penyembuhan dan kemajuan. Kartika Soekarno mendorong dialog terbuka antara pemerintah Indonesia dan Belanda untuk membahas masalah ini secara konstruktif dan mencari peluang untuk rekonsiliasi.

“Sangat penting bagi kedua negara untuk terlibat dalam diskusi bermakna yang melampaui isyarat simbolis. Mengenali masa lalu, mencari kompensasi finansial, dan mengatasi pembatasan visa adalah langkah untuk memperbaiki ketidakseimbangan sejarah,” tegasnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content