'Kunjungan' Ribuan Ubur-ubur Ancam Pasokan Listrik Jawa-Bali

Rabu, 29 April 2020 - 20:49 WIB
Ribuan ubur-ubur berada di kawasan Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1-2 PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB). Foto/Dok PT Pembangkitan Jawa-Bali
PROBOLINGGO - Ribuan ubur-ubur 'mengunjungi' Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1-2 PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB). Hewan laut ini, terlihat di sekitar bawan conveyor sejak Sabtu (25/4/2020) sekitar pukul 03.30 WIB.

Hingga Selasa (28/4/2020) sekitar pukul 10.00 WIB, ubur-ubur masih banyak terlihat di sekitar kanal intake. Tim UP Paiton 1-2 PT PJB masih melakukan berbagai upaya untuk memindahkan ubur-ubur ke tempat yang lebih aman, dengan mengutamakan kaidah keselamatan dan kelestarian alam.

Manager UP Paiton 1 dan 2 PT PJB, Mustofa Abdillah mengatakan, serangan ubur-ubur ini juga pernah terjadi pada tahun 2016 silam. "Untuk serangan tahun ini, ubur-ubur terlihat bergerak masif dari arah barat sejak dua hari yang lalu," kata dia dalam siaran pers tertulis, Rabu (29/4/2020).



UP Paiton 1-2 PT PJB telah melakukan beberapa upaya, agar ubur-ubur tidak sampai masuk ke dalam saluran air untuk pembangkitan yang memiliki daya terpasang sebesar 800 mega watt (MW).

Langkah-langkah yang diambil UP Paiton 1-2 PT PJB, mengutamakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan, agar salah satu biota laut ini tetap terjaga kelestariannya. Tiga lapis pengaman berupa jaring-jaring telah dipasang, agar ubur-ubur tidak masuk ke saluran intake pembangkitan.

"Lapis pertama, jaring dipasang di intake kanal tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Pengaman yang kedua ditempatkan di wilayah pompa, untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa, dan yang ketiga dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU," kata dia.

Selain pengamanan internal tersebut, UP Paiton 1-2 PT PJB juga menggandeng nelayan di sekitar unit untuk melakukan penanganan 'kunjungan' ubur-ubur ini. Dengan menggunakan tujuh perahu nelayan, ubur- ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut.

Langkah pelibatan nelayan ini, menurut Abdullah, bertujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur-ubur. "Berkaca pada pengalaman tahun 2016 yang lalu, kali ini kami lebih siap dan Alhamdulillah metode-metode yang terlah kami lakukan tersebut terbukti berhasil. Selain kontinuitas penyediaan tenaga listrik terjaga, yang paling penting adalah metode tersebut harus ramah lingkungan," kata dia.

Sementara Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara menegaskan, meskipun ada serangan ubur-ubur, namun PT PJB tetap berkomitmen untuk menjaga pasokan listrik khususnya di sistem kelistrikan Jawa-Bali.

"Kejadian ini bukan hal yang mudah bagi kami, karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi COVID-19 dan di tengah bulan Ramadhan, namun sebagai lini terdepan kelistrikan kami berkomitmen untuk mengatasi kejadian ini dengan sepenuh hati," ujarnya.

Sebanyak 15 personel juga terus disiagakan untuk menyaring ubur-ubur agar tidak masuk ke dalam saluran air masuk. Kerja tim juga did

ukung para nelayan. Langkah-langkah ini dilakukan PT PJB untuk menjaga kelancaran pasokan listrik Jawa-Bali.
(nth)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content