Gunung Karangetang Muntahkan Awan Panas Sejauh 2 Km, Warga Bolo Diungsikan
Senin, 10 Juli 2023 - 09:37 WIB
SITARO - Warga Dusun Bolo, Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro diungsikan akibat adanya awan panas guguran dari Gunung Api Karangetang yang terjadi pada Senin (10/7/2023) sekitar pukul 07.58 WITA.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P. Tatipang mengatakan terjadi awan panas guguran tanggal 10 juli 2023 pukul 07.58 WITA dengan jarak luncur 2 km ke arah kali Kahetang atau sektor tenggara.
”Saat ini dilakukan pengungsian Dusun Bolo, Kelurahan Tarorane ke titik pengungsian di Gereja Tampuna. Untuk sementara tidak ada lagi kembali ke Dusun Bolo,” kata Yudia kepada wartawan, Senin (10/7/2023).
Hasil pengamatan gunung dengan ketinggian 1784 mdpl itu asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah.
Sinar api lebih kurang 10 m, guguran lava pijar dari ujung leleran kearah kali Kahetang lebih kurang 1750 m, Batuawang lebih kurang 1500 m, Batang lebih kurang 1000 m, Timbelang lebih kurang 1000 m, dan Beha Barat lebih kurang 1500 m.
”Aktifitas guguran lava ini terkadang menimbulkan kepulan asap putih kelabu tipis sampai sedang. Sinar api kawah dua lebih kurang 10 m di dalam tiang kolom asap putih sedang tekanan sedang ditambah asap lebih kurang 50 m. Api diam timbul tenggelam,” ujarnya.
Gempa guguran terjadi 60 kali dengan Amplitudo 10-35 mm dengan durasi 50-333 detik.Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.25-5 mm (dominan 2 mm). Seismogram masih didominasi gempa permukaan.
Masyarakat direkomendasikan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah Barat Daya, Selatan, Tenggarah sejauh 3.5 m.
Mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama kesektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
”Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai,” pungkasnya.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P. Tatipang mengatakan terjadi awan panas guguran tanggal 10 juli 2023 pukul 07.58 WITA dengan jarak luncur 2 km ke arah kali Kahetang atau sektor tenggara.
”Saat ini dilakukan pengungsian Dusun Bolo, Kelurahan Tarorane ke titik pengungsian di Gereja Tampuna. Untuk sementara tidak ada lagi kembali ke Dusun Bolo,” kata Yudia kepada wartawan, Senin (10/7/2023).
Hasil pengamatan gunung dengan ketinggian 1784 mdpl itu asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah.
Sinar api lebih kurang 10 m, guguran lava pijar dari ujung leleran kearah kali Kahetang lebih kurang 1750 m, Batuawang lebih kurang 1500 m, Batang lebih kurang 1000 m, Timbelang lebih kurang 1000 m, dan Beha Barat lebih kurang 1500 m.
”Aktifitas guguran lava ini terkadang menimbulkan kepulan asap putih kelabu tipis sampai sedang. Sinar api kawah dua lebih kurang 10 m di dalam tiang kolom asap putih sedang tekanan sedang ditambah asap lebih kurang 50 m. Api diam timbul tenggelam,” ujarnya.
Gempa guguran terjadi 60 kali dengan Amplitudo 10-35 mm dengan durasi 50-333 detik.Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.25-5 mm (dominan 2 mm). Seismogram masih didominasi gempa permukaan.
Masyarakat direkomendasikan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah Barat Daya, Selatan, Tenggarah sejauh 3.5 m.
Mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama kesektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
”Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai,” pungkasnya.
(ams)
tulis komentar anda