Banjir Bandang Terjang Jembatan, Jalur Malang-Lumajang Putus Total
Jum'at, 07 Juli 2023 - 18:02 WIB
MALANG - Banjir bandang menerjang Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Lumajang, Jumat (7/7/2023) sekitar pukul 14.00 WIB. Akibatnya, jembatan penghubung Malang-Lumajang putus total.
Arus Sungai Glidig yang ada di perbatasan Malang, dengan Lumajang meluap hingga melompati jembatan. Hanya dalam sekejap, jembatan yang membentang sekitar sepanjang 40 meter langsung lenyap dibawa derasnya banjir.
Warga RT 21 RW 4 Desa Sidorenggo, Rusdi (52) mengatakan, sejak pagi memang sudah terjadi banjir, tetapi tidak terlalu besar. "Siang mulai terlihat deras, dan airnya tinggi, sehingga jembatan sampai terguncang," ungkapnya.
Melihat banjir semakin deras dan besar, warga berinisiatif menghentikan arus lalu lintas karena jembatan sudah bergoyang-goyang. Tidak seberapa lama jembatan langsung hilang diterjang banjir.
Getaran banjir juga dirasakan dari rumah Rusdi, yang jaraknya sekitar 200 meter dari jembatan. "Kami semua panik, dan langsung mengungsi ke desa tetangga yang lokasinya di atas," ujarnya.
Selama ini Rusdi tidak pernah melihat banjir sebesar itu di Sungai Glidig. Dia mengaku sempat ketakutan melihat arus banjir yang sangat besar, dan berwarna cokelat pekat.
Banjir juga membawa material kayu dan lumpur, hingga melompat ke jalan raya. Dari sungai ke jalan raya, tinggi arus banjir diperkirakan mencapai lebih dari 20 meter.
Menurut warga Desa Sidorenggo, Hari (54), banjir mulai terjadi sekitar pukul 12.30 WIB dan terus membesar, hingga sekitar dua jam lamanya banjir terjadi sangat besar sampai memutuskan jembatan. "Warga langsung lari mengungsi," ujarnya
Arus Sungai Glidig yang ada di perbatasan Malang, dengan Lumajang meluap hingga melompati jembatan. Hanya dalam sekejap, jembatan yang membentang sekitar sepanjang 40 meter langsung lenyap dibawa derasnya banjir.
Warga RT 21 RW 4 Desa Sidorenggo, Rusdi (52) mengatakan, sejak pagi memang sudah terjadi banjir, tetapi tidak terlalu besar. "Siang mulai terlihat deras, dan airnya tinggi, sehingga jembatan sampai terguncang," ungkapnya.
Baca Juga
Melihat banjir semakin deras dan besar, warga berinisiatif menghentikan arus lalu lintas karena jembatan sudah bergoyang-goyang. Tidak seberapa lama jembatan langsung hilang diterjang banjir.
Getaran banjir juga dirasakan dari rumah Rusdi, yang jaraknya sekitar 200 meter dari jembatan. "Kami semua panik, dan langsung mengungsi ke desa tetangga yang lokasinya di atas," ujarnya.
Selama ini Rusdi tidak pernah melihat banjir sebesar itu di Sungai Glidig. Dia mengaku sempat ketakutan melihat arus banjir yang sangat besar, dan berwarna cokelat pekat.
Banjir juga membawa material kayu dan lumpur, hingga melompat ke jalan raya. Dari sungai ke jalan raya, tinggi arus banjir diperkirakan mencapai lebih dari 20 meter.
Menurut warga Desa Sidorenggo, Hari (54), banjir mulai terjadi sekitar pukul 12.30 WIB dan terus membesar, hingga sekitar dua jam lamanya banjir terjadi sangat besar sampai memutuskan jembatan. "Warga langsung lari mengungsi," ujarnya
(ams)
tulis komentar anda