5 Fakta Keris Nogososro, Pusaka Keramat dari Zaman Majapahit yang Dapat Menangkal 1.000 Bencana
Jum'at, 07 Juli 2023 - 16:22 WIB
Keris Nogososro sebuah pusaka legendaris dari zaman Majapahit yang memiliki 13 luk dan dihiasi dengan emas dan berlian. Keris ini dianggap sebagai pusaka paling sakti di Pulau Jawa dan konon dibuat pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V (1466–1478).
Benda ini sangat dicari oleh banyak tokoh masyarakat, termasuk pendekar, pemimpin, dan penguasa. Pusaka ini dibuat oleh Pangeran Mpu Sedayu, yang juga dikenal sebagai Mpu Supa Mendagri atau Mpu Pitrang.
Keris Nogososro dibuat pada saat Kerajaan Majapahit sedang mengalami kemunduran setelah perang saudara. Musim kemarau yang panjang mengakibatkan kekeringan di sawah dan ladang, sehingga hasil panen tidak mencukupi kebutuhan rakyat.
Ekonomi masyarakat dikuasai oleh para saudagar besar yang memonopoli perdagangan. Selain itu, para pejabat kerajaan juga tidak memperhatikan kondisi rakyat, sibuk saling berebut kekuasaan dan memperkaya diri sendiri.
Pada saat itu, Kerajaan Blambangan sudah bersiap untuk menyerang ibu kota Majapahit. Menghadapi situasi ini, Raja Brawijaya V mengumpulkan para patih, menteri, dan penasihatnya.
Namun, semua yang hadir hanya diam dan tidak dapat mengungkapkan keprihatinan mereka.
Kemudian, seorang penasihat memohon izin untuk memberikan saran kepada sang raja. Ia menyarankan agar raja memanggil Mpu Supa ke istana dan memerintahkannya untuk membuat sebilah pusaka yang dapat meredam semua bencana yang terjadi saat itu.
Benda ini sangat dicari oleh banyak tokoh masyarakat, termasuk pendekar, pemimpin, dan penguasa. Pusaka ini dibuat oleh Pangeran Mpu Sedayu, yang juga dikenal sebagai Mpu Supa Mendagri atau Mpu Pitrang.
1. Asal Mula Penciptaan Keris Nogososro
Keris Nogososro dibuat pada saat Kerajaan Majapahit sedang mengalami kemunduran setelah perang saudara. Musim kemarau yang panjang mengakibatkan kekeringan di sawah dan ladang, sehingga hasil panen tidak mencukupi kebutuhan rakyat.
Ekonomi masyarakat dikuasai oleh para saudagar besar yang memonopoli perdagangan. Selain itu, para pejabat kerajaan juga tidak memperhatikan kondisi rakyat, sibuk saling berebut kekuasaan dan memperkaya diri sendiri.
Baca Juga
Pada saat itu, Kerajaan Blambangan sudah bersiap untuk menyerang ibu kota Majapahit. Menghadapi situasi ini, Raja Brawijaya V mengumpulkan para patih, menteri, dan penasihatnya.
Namun, semua yang hadir hanya diam dan tidak dapat mengungkapkan keprihatinan mereka.
Kemudian, seorang penasihat memohon izin untuk memberikan saran kepada sang raja. Ia menyarankan agar raja memanggil Mpu Supa ke istana dan memerintahkannya untuk membuat sebilah pusaka yang dapat meredam semua bencana yang terjadi saat itu.
tulis komentar anda