Gercep Tangani Kekeringan, Gubernur Khofifah Pastikan Distribusi Air Bersih Berjalan Lancar
Senin, 19 Juni 2023 - 22:05 WIB
Sebelumnya, guna mengantisipasi masalah kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jatim, Gubernur Khofifah juga telah memimpin langsung rakor dan Apel Siaga Gabungan Pengendalian Karhutla di Pasuruan (7/6/2023) lalu.
Gubernur Khofifah pun telah mengelurkan Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan No. 188/217/KPTS/013/2023 terhitung tanggal 17 Mei - 17 November 2023.
Khofifah mengatakan, potensi kekeringan di Jatim tahun 2023 ini diperkirakan terjadi di 27 kab/kota yang terdiri dari 221 kecamatan, 844 desa/kelurahan dan 1.617 dusun. Dengan rincian 500 desa kering kritis, 253 kering langka, dan 91 desa kering langka terbatas.
“Petanya sudah sangat detail. Untuk itu intervensi penanganan kekeringan ini butuh gotong royong dan kebersamaan baik dari Pemprov Jatim, Pemkab Mojokerto, maupun dari pihak kecamatan, desa, dusun sampai para relawan. Ini tadi saya lihat ada BPBD, TAGANA, TKSK dan pendamping PKH. Saya mohon jaga kekompakan dan guyub rukun untuk memberikan layanan bagi seluruh masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, untuk mengatasi masalah kekeringan di Desa Kunjorowesi ini, pada dasarnya sudah dilakukan uji coba pembuatan sumur artesis. Namun pada kedalaman 40 meter ada bebatuan. Dimana untuk menyiapkan sumur artesis ini, secara teknologi harus disupport alat untuk mendeteksi melalui kedalaman tertentu dan keamanan tertentu.
Menurutnya, selama ini Pemprov Jatim telah melakukan uji coba pembuatan sumur artesis di beberapa titik yang memiliki potensi kekeringan saat musim kemarau. Namun tidak semua berjalan lancar karena menglami beberapa kendala. Seperti pada kedalaman tertentu ditemukan bebatuan sehingga tidak bisa diteruskan.
“Atau pada kedalaman tertentu muncul sumber air tapi kandungan garamnya tinggi sehingga tidak bisa diteruskan. Ada juga di daerah tertentu muncul sumber air tapi kandungan minyaknya tinggi sehingga tidak bisa diteruskan. Jadi biasanya memang ada proses yang harus dilanjutkan ke laboratorium selama kurang lebih 7 hari setelah ditemukan sumber air,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya, upaya maksimalisasi mencari simber air bersih ini akan terus dilakukan untuk memberikan substitusi ketika musim kemarau terjadi. Terlebih di musim kemarau yakni Bulan Mei sampai September 2023 yang puncaknya diprediksi akhir Juli sampai agustus ini.
“Maka kita harus secara kontinyu mensuplai air bersih hingga tingkat keterpenuhan air bersih masyarakat bisa kita penuhi. Terimakasih pada seluruh pihak yang telah bersama-sama bersinergi membantu pendistribusian air bersih mulai dari BPBD, Pemkab Mojokerto, sampai dengan TNI dan Polri yang terus memberikan support agar suplai air bersih ini berjalan lancar,” ucapnya.
tulis komentar anda