Dinkes Sebut Kota Bandung Terbanyak Kasus Penyakit Kelamin Sifilis di Jabar
Sabtu, 10 Juni 2023 - 13:56 WIB
BANDUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mencatat, Kota Bandung menjadi daerah tertinggi kasus penyakit sifilis atau raja singa di Jabar. Hal ini berdasarkan data skrining penyakit sifilis di tahun 2018-2022 yang dilakukan di kota/kabupaten di Jabar.
"Di Kota Bandung untuk pemeriksaan dilakukan di sekitar 29.552 pemeriksaan itu hasilnya memang 830 orang positif sifilis. Wilayah lain kita adakan pemeriksaan, cuman angkanya fluktuatif sesuai dengan jumlah kepadatan penduduk, Kota Bandung paling tinggi," kata Kepala Bidang P2P Dinkes Jabar, Rochady HS, Sabtu (10/6/2023).
Menurutnya, kemungkinan angka tersebut bisa lebih tinggi lagi jika skrining dilakukan secara menyeluruh. Pasalnya, skrining yang dilakukan saat itu hanya dilakukan di beberapa lokasi tertentu.
"Kota Bandung tergolong tinggi angkanya, paling tinggi. Tapi kan kalau kalau dilihat ini aktifnya di area lokalisasi. Kalau dilakukan (skrining) menyeluruh ke setiap rumah, ini angkanya bisa lebih tinggi," jelasnya.
Rochady menyebut, Kota Depok yang tergolong masuk dalam daerah metropolitan, kasus positif sifilis yang ditemukan tergolong sedikit dibandingkan Kota Bandung.
"Depok dari 10.713 yang diperiksa hanya 3, Bekasi dari 8.548 itu 53. Kalau masalah tergolong kecil atau besar itu tergantung jumlah responden yang kita periksa," katanya.
Pihaknya memastikan, penanganan penyakit kelamin raja singa ini terus dilakukan oleh pemerintah pusat, Pemprov Jabar, dan kabupaten/kota. Menurutnya, obat untuk menyembuhkan penyakit ini juga telah tersedia di puskesmas masing-masing daerah tinggal masyarakat datang dan berobat.
"Obat tidak masalah di Puskesmas sudah ada, di RS juga ada. Kami di puskesmas sudah ada dengan sesuai dengan SOP karena kalau lihat data dari 3.188 yang tercatat itu yang berobat masih sekitar 1.570 orang," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jabar menjadi provinsi kedua tertinggi kasus sifilis. Hal ini diketahui berdasarkan hasil testing yang massif sejak 2018-2022.
Tercatat ada 305.816 testing di Jabar, ditemukan 3.186 kasus positif sifilis, kemudian ada 1.500 di antaranya mendapatkan pengobatan.
"Di Kota Bandung untuk pemeriksaan dilakukan di sekitar 29.552 pemeriksaan itu hasilnya memang 830 orang positif sifilis. Wilayah lain kita adakan pemeriksaan, cuman angkanya fluktuatif sesuai dengan jumlah kepadatan penduduk, Kota Bandung paling tinggi," kata Kepala Bidang P2P Dinkes Jabar, Rochady HS, Sabtu (10/6/2023).
Menurutnya, kemungkinan angka tersebut bisa lebih tinggi lagi jika skrining dilakukan secara menyeluruh. Pasalnya, skrining yang dilakukan saat itu hanya dilakukan di beberapa lokasi tertentu.
"Kota Bandung tergolong tinggi angkanya, paling tinggi. Tapi kan kalau kalau dilihat ini aktifnya di area lokalisasi. Kalau dilakukan (skrining) menyeluruh ke setiap rumah, ini angkanya bisa lebih tinggi," jelasnya.
Rochady menyebut, Kota Depok yang tergolong masuk dalam daerah metropolitan, kasus positif sifilis yang ditemukan tergolong sedikit dibandingkan Kota Bandung.
"Depok dari 10.713 yang diperiksa hanya 3, Bekasi dari 8.548 itu 53. Kalau masalah tergolong kecil atau besar itu tergantung jumlah responden yang kita periksa," katanya.
Baca Juga
Pihaknya memastikan, penanganan penyakit kelamin raja singa ini terus dilakukan oleh pemerintah pusat, Pemprov Jabar, dan kabupaten/kota. Menurutnya, obat untuk menyembuhkan penyakit ini juga telah tersedia di puskesmas masing-masing daerah tinggal masyarakat datang dan berobat.
"Obat tidak masalah di Puskesmas sudah ada, di RS juga ada. Kami di puskesmas sudah ada dengan sesuai dengan SOP karena kalau lihat data dari 3.188 yang tercatat itu yang berobat masih sekitar 1.570 orang," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jabar menjadi provinsi kedua tertinggi kasus sifilis. Hal ini diketahui berdasarkan hasil testing yang massif sejak 2018-2022.
Tercatat ada 305.816 testing di Jabar, ditemukan 3.186 kasus positif sifilis, kemudian ada 1.500 di antaranya mendapatkan pengobatan.
(don)
Lihat Juga :
tulis komentar anda