Kisah Kaib Ibrahim Calon Haji 100 Tahun dari Malang, Menabung 40 Tahun untuk Berangkat ke Tanah Suci

Minggu, 28 Mei 2023 - 10:51 WIB
"Alhamdulillah sehat badannya. Sebenarnya kalau sama anak tidak boleh untuk kerja lagi, tapi mau gimana kalau tidak bekerja tidak enak, kalau sakit semua. Makanya ya diizinkan kerja (sama anak), macul (mencangkul) juga masih kuat," tuturnya.

Dirinya berbagi tips bahwa kunci kesehatannya karena sering berjalan kaki hingga makan segala makanan kecuali yang diharamkan oleh Allah. Tetapi satu kunci yang utama disebut Kaib karena Allah masih memberinya umur panjang.

"Resepnya sama Gusti Allah. (Pernah sakit) 18 hari, cuma makan sehari semalam segelas air, tidak makan apa-apa, sudah pasrah kalau mati. Tapi Alhamdulillah masih dikasih umur panjang sama Gust Allah," jelasnya.

"Ya Alhamdulillah masih sehat, kalau jalan ya pelan-pelan. Kalau manasik kalau nggak pakai (diantar) sepada (motor) ya nggak bisa, kalau tidak diantar ke kebun ya jalan kaki," imbuhnya.

Kini di usinya sudah satu abad, Kaib masih tekun untuk bertani di kebunnya. Menurutnya, hasil kebun itu menjadi tumpuan keluarganya kelak. Apalagi kini di perkebunannya ditanami singkong dan kayu sengon dengan kualitas bagus.

"Kebun ditanami sengon, singkong, untuk anak-anak nanti kalau berangkat haji. Nggak usah syukuran (untuk berangkat haji) soalnya sunnah, yang wajib berangkatnya, (hasil) kebunnya untuk anak saja nanti, yang penting berangkat dulu," jawabnya kembali.

Guna menjaga kebunnya itu ia tak tanggung-tanggung, Kaib bahkan sampai harus menginap di sebuah gubuk kecil di perkebunannya. Mengingat jarak rumah tempat tinggalnya dengan kebun cukup jauh. Hal ini pula yang diakui Narimo, menantu Kaib yang kini tinggal bersama menemani.

"Sehari-hari nginap di kebun, kalau kesal tidak pulang, jadi nggak pulang ke rumah. Di pondoknya dibuat tidur nginap di sana, ada (listrik) tenaga surya di sana. Kalau kebunnya jauh, dua jam lebih jalan kaki," kata Narimo.

Narimo menambahkan, biasanya sang mertua pulang ketika Kamis siang atau Jumat pagi karena akan berangkat salat Jumat. Ketika pulang pun Kaib disebutnya kerap berjalan kaki sendiri, atau jika memungkinkan ia dan anaknya yang menjemput.

"Setiap Kamis biasanya pulang, karena Jumatnya kan jumatan, jadi pulang jalan kaki, kalau gak kita yang jemput," bebernya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content