Hanyakrakusuma, Sultan Agung Mataram yang Tak Gentar Tantang Belanda
Sabtu, 27 Mei 2023 - 04:59 WIB
Sultan merasa VOC sebagai duri dalam daging yang akan selalu mengancam, sehingga Batavia harus diserang lebih dahulu. Serangan pertama dilakukan tahun 1628 namun belum berhasil menguasai Batavia.
Setahun kemudian, 1629 Sultan mengulangi serangannya terhadap Batavia dengan persiapan yang lebih matang. Namun dengan kelicikannya VOC dapat menggagalkan lagi serangan itu, walaupun pada serangan kedua itu J.P. Coen terbunuh, entah karena sakit atau terbunuh oleh prajurit Mataram.
Setelah dua kali gagal sultan mencurahkan tenaga sepenuhnya untuk pembangunan Kerajaan Mataram. Walaupun banyak mengalami peperangan, mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusumo mengalami puncak kejayaan kebudayaan, kesenian dan kesusastraan maju dengan pesat.
Selama itu pula VOC atau kompeni Belanda tidak berhasil menjejakkan sepatu kekuasaannya di bumi Mataram.
Pada masa pemerintahannya, banyak unsur-unsur kebudayaan lama yang disesuaikan dengan agama Islam di antaranya perayaan ggrebeg disesuaikan dengan hari-hari raya Islam (Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad S.A.w.).
Sekaten disesuaikan dengan hari Maulid Nabi Muhammad S.A.W., tahun Saka yang digunakan disesuaikan dengan Tahun Hijriah atau Tahun Islam.
Rakyat makmur dan senang menikmati hasil karya kebudayaan, kesenian dan kesusastraan. Tahun 1645 Sultan Agung Hanyakrakusuma wafat dan meninggalkan Mataram dalam puncak kejayaan dan kemakmurannya dan dimakamkan di Imogiri, yang selanjutnya menjadi makam raja-raja Surakarta dan Yogyakarta beserta keluarganya. Di Jakarta, namanya dijadikan nama jalan di daerah Manggarai, Jakarta Selatan.(diolah dari berbagai sumber)
Lihat Juga: Arema FC Tinggalkan Kanjuruhan, Daftarkan Stadion Sultan Agung Jadi Kandang untuk Liga 1
Setahun kemudian, 1629 Sultan mengulangi serangannya terhadap Batavia dengan persiapan yang lebih matang. Namun dengan kelicikannya VOC dapat menggagalkan lagi serangan itu, walaupun pada serangan kedua itu J.P. Coen terbunuh, entah karena sakit atau terbunuh oleh prajurit Mataram.
Setelah dua kali gagal sultan mencurahkan tenaga sepenuhnya untuk pembangunan Kerajaan Mataram. Walaupun banyak mengalami peperangan, mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusumo mengalami puncak kejayaan kebudayaan, kesenian dan kesusastraan maju dengan pesat.
Selama itu pula VOC atau kompeni Belanda tidak berhasil menjejakkan sepatu kekuasaannya di bumi Mataram.
Pada masa pemerintahannya, banyak unsur-unsur kebudayaan lama yang disesuaikan dengan agama Islam di antaranya perayaan ggrebeg disesuaikan dengan hari-hari raya Islam (Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad S.A.w.).
Sekaten disesuaikan dengan hari Maulid Nabi Muhammad S.A.W., tahun Saka yang digunakan disesuaikan dengan Tahun Hijriah atau Tahun Islam.
Rakyat makmur dan senang menikmati hasil karya kebudayaan, kesenian dan kesusastraan. Tahun 1645 Sultan Agung Hanyakrakusuma wafat dan meninggalkan Mataram dalam puncak kejayaan dan kemakmurannya dan dimakamkan di Imogiri, yang selanjutnya menjadi makam raja-raja Surakarta dan Yogyakarta beserta keluarganya. Di Jakarta, namanya dijadikan nama jalan di daerah Manggarai, Jakarta Selatan.(diolah dari berbagai sumber)
Lihat Juga: Arema FC Tinggalkan Kanjuruhan, Daftarkan Stadion Sultan Agung Jadi Kandang untuk Liga 1
(msd)
tulis komentar anda