Masih Ada Harapan, Rombel akan Ditambah untuk 4 Siswa Tiap Kelas
Rabu, 22 Juli 2020 - 06:00 WIB
MAKASSAR - Calon peserta didik baru yang memiliki skor tinggi namun gagal masuk sekolah negeri masih memiliki harapan. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar berencana menambah rombongan belajar (rombel) setiap kelas.
Usulan penambahan ini akan segera diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jika disetujui, maka setiap kelas ditambah masing-masing empat siswa, baik tingkat SD maupun SMP. Baca : Dewan Minta Ada Penambahan Rombongan Belajar di Sekolah
"Saya sudah siapkan suratnya, tinggal kita kirim melalui email supaya langsung ditidaklanjuti," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Amelia Malik, kemarin.
Keterbatasan ruang belajar menjadi pertimbangan Dinas Pendidikan Kota Makassar menambah jumlah rombel. Padahal idealnya, jumlah siswa setiap kelas tingkat SMP sebanyak 32 siswa dan 28 siswa tingkat SD. "Banyak orang tua siswa yang berharap bisa masuk di sekolah negeri, makanya ini menjadi perhatian kita. Makanya kita tambah 36 siswa SMP dan 32 siswa SD," ujarnya.
Tidak hanya fokus menambah rombel, pihaknya juga akan melakukan pengisian kepada sekolah-sekolah uang kuotanya belum terpenuhi. Ia juga akan mengakomodir siswa yang tidak bisa tertampung di sekolah negeri. Seperti mengupayakan pemberian subsidi agar tidak ada lagi biaya pungutan saat daftar masuk sekolah.
Ini untuk meringankan beban orang tua siswa jika anaknya terpaksa bersekolah di sekolah swasta. "SPP juga perlu dipertimbangkan, paling tidak dikurangi karena kita masih belajar di rumah," ucap Amelia. Baca Juga : Disdik Makassar Diminta Data Siswa yang Tak Tertampung Sekolah Negeri
Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin menilai penambahan rombel merupakan salah satu alternatif untuk mengakomodir siswa yang tidak bisa tertampung di sekolah negeri. Hanya saja diperlukan pertimbangan biar ruang belajar tetap nyaman. "Itu salah satu alternatif, tapi kita perlu pikirkan ruang belajar tidak boleh sumpek," tutur Rudy.
Kata dia, ada berbagai macam alternatif untuk bisa mengakomodir seluruh anak wajib sekolah sembilan tahun. Termasuk menambah ruang kelas baru. "Intinya adalah tidak ada anak-anak kita yang mau sekolah tapi tidak ada tempatnya," tegasnya. Baca Lagi : Kelulusan Siswa Bisa Dibatalkan Jika Terbukti Memanipulasi Data
Usulan penambahan ini akan segera diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jika disetujui, maka setiap kelas ditambah masing-masing empat siswa, baik tingkat SD maupun SMP. Baca : Dewan Minta Ada Penambahan Rombongan Belajar di Sekolah
"Saya sudah siapkan suratnya, tinggal kita kirim melalui email supaya langsung ditidaklanjuti," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Amelia Malik, kemarin.
Keterbatasan ruang belajar menjadi pertimbangan Dinas Pendidikan Kota Makassar menambah jumlah rombel. Padahal idealnya, jumlah siswa setiap kelas tingkat SMP sebanyak 32 siswa dan 28 siswa tingkat SD. "Banyak orang tua siswa yang berharap bisa masuk di sekolah negeri, makanya ini menjadi perhatian kita. Makanya kita tambah 36 siswa SMP dan 32 siswa SD," ujarnya.
Tidak hanya fokus menambah rombel, pihaknya juga akan melakukan pengisian kepada sekolah-sekolah uang kuotanya belum terpenuhi. Ia juga akan mengakomodir siswa yang tidak bisa tertampung di sekolah negeri. Seperti mengupayakan pemberian subsidi agar tidak ada lagi biaya pungutan saat daftar masuk sekolah.
Ini untuk meringankan beban orang tua siswa jika anaknya terpaksa bersekolah di sekolah swasta. "SPP juga perlu dipertimbangkan, paling tidak dikurangi karena kita masih belajar di rumah," ucap Amelia. Baca Juga : Disdik Makassar Diminta Data Siswa yang Tak Tertampung Sekolah Negeri
Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin menilai penambahan rombel merupakan salah satu alternatif untuk mengakomodir siswa yang tidak bisa tertampung di sekolah negeri. Hanya saja diperlukan pertimbangan biar ruang belajar tetap nyaman. "Itu salah satu alternatif, tapi kita perlu pikirkan ruang belajar tidak boleh sumpek," tutur Rudy.
Kata dia, ada berbagai macam alternatif untuk bisa mengakomodir seluruh anak wajib sekolah sembilan tahun. Termasuk menambah ruang kelas baru. "Intinya adalah tidak ada anak-anak kita yang mau sekolah tapi tidak ada tempatnya," tegasnya. Baca Lagi : Kelulusan Siswa Bisa Dibatalkan Jika Terbukti Memanipulasi Data
(sri)
tulis komentar anda