Gempa Mentawai Magnitudo 6,7 Disebut Badan Geologi Berasosiasi dengan Aktivitas Megathrust
Selasa, 25 April 2023 - 13:08 WIB
MENTAWAI - Gempa Mentawai bermagnitudo 6,7 mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada Selasa (25/4/2023). Badan Geologi memberikan analisa dan penjelasan tentang gempa bumi yang mengguncang ini.
Kepala Badan Geologi KESDM Sugeng Mujiyanto mengatakan, daerah terdekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Pulau Siberut bagian barat laut, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Morfologinya berupa perbukitan, lembah dan dataran pantai. Pulau Siberut tersusun oleh dominan tanah keras (kelas C) dan sebagian oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E) terutama pada daerah pantai.
"Daerah ini pada umumnya tersusun oleh batuan berumur pra tersier barupa batuan metamorf dan meta sedimen, batuan berumur tersier berupa batuan sedimen dan endapan kuarter yang terdiri-dari endapan aluvial pantai dan sungai," katanya.
Sebagian batuan berumur pra tersier dan tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu, pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
"Berdasarkan lokasi, kedalaman pusat gempa bumi dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman maka kejadian gempa bumi ini berasosiasi dengan aktivitas megathrust dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut-tenggara dan sudut landai," jelasnya.
Kepala Badan Geologi KESDM Sugeng Mujiyanto mengatakan, daerah terdekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Pulau Siberut bagian barat laut, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Morfologinya berupa perbukitan, lembah dan dataran pantai. Pulau Siberut tersusun oleh dominan tanah keras (kelas C) dan sebagian oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E) terutama pada daerah pantai.
"Daerah ini pada umumnya tersusun oleh batuan berumur pra tersier barupa batuan metamorf dan meta sedimen, batuan berumur tersier berupa batuan sedimen dan endapan kuarter yang terdiri-dari endapan aluvial pantai dan sungai," katanya.
Sebagian batuan berumur pra tersier dan tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu, pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Baca Juga
"Berdasarkan lokasi, kedalaman pusat gempa bumi dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman maka kejadian gempa bumi ini berasosiasi dengan aktivitas megathrust dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut-tenggara dan sudut landai," jelasnya.
tulis komentar anda