TGB Zainul Majdi Disambut Hangat di Pesantren Salafiyah Az Zuhri Semarang

Sabtu, 08 April 2023 - 20:45 WIB
Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A disambut hangat saat silaturahmi ke Pondok Pesantren Salafiyah Az Zuhri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (8/4/2023). Foto/MPI/Eka Setiawan
SEMARANG - Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A disambut hangat saat silaturahmi ke Pondok Pesantren Salafiyah Az Zuhri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (8/4/2023).

Dalam kunjungan ke pesantren yang berada di Sendangmulyo, Tembalang, Kota Semarang itu, TGB didampingi Ketua DPW Partai Perindo Jateng Mayjen TNI (Purn) Wuryanto dan Wakil Ketua DPP Partai Perindo Heri Budianto.





“Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, menyandang nama Bajang ini artinya awet nom (awet muda), bahasa Lombok. Tadi sempat ngobrol, TGB ini adek leting Kang Awal (mendiang K.H. Abah Syekh Muhammad Saeful Anwar Zuhri), Kang Awal 62, TGB ini usia baru 50-an, ini artinya awet nom,” kata pengasuh Pesantren Salafiyah Az Zuhri, Gus Luqman Hakim alias Gus E.

Gus E bercerita dirinya adalah generasi kedua, meneruskan Abah Syekh. Pesantren Az Zuhri menanamkan apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW yakni menuntut ilmu dari kecil sampai akhir napas.

“Di sini utamanya akhlakul karimah, ilmu itu nanti yang utama akhlak. Jadi lebih ke pengejawantahan kehidupan sehari-hari. Tidak hanya pintar berdalil, tapi pengamalannya,” lanjutnya.

Gus E mengatakan di pesantren yang dipimpinnya tersebut mengutamakan kesetaraan. Sebab itu, semuanya duduk bersama tidak ada pembedaan.



“Entah itu pejabat, penjahat, penjahit, itu duduk bersama, tidak ada perbedaan apapun. Jihad bukan membawa bom. Jihad itu bagaimana kita ini, kaum-kaum Islam ini mendapatkan ilmu bukan untuk cari surga, akan tetapi ilmu agama untuk bekal hidup di dunia ini, barzah dan akhirat nanti,” sambungnya.

Kesetaraaan yang jadi tradisi di Pesantren Salafiyah Az Zuhri, sebut Gus E, salah satunya dari sapaannya. Kalau yang laki-laki dipanggil Kang dan yang putri Mbakyu.

“Biar tidak ada perbedaan, tidak menancapkan gila hormat,” tandasnya.

Pada kegiatan itu, TGB Zainul Majdi datang saat waktu Magrib. Langsung disilakan untuk masuk dan mengawali berbuka puasa dengan kurma kemudian nasi kebuli. Setelah itu semuanya Salat Magrib diimami oleh Dr. Awaluddin Pimay, Lc.,M.A.
(shf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content