Pencarian Korban Bencana Banjir Luwu Utara Terus Dilakukan

Senin, 20 Juli 2020 - 08:02 WIB
Banjir juga menyebabkan akses transportasi terdampak yakni di sepanjang 12,8 kilometer jalan rusak, dan 9 unit jembatan. Akses jalur Masamba-Baebunta juga tertimbun longsor. Kemudian 219 hektare lahan pertanian dan 245 hektare persawahan pun terdampak.

Sementara Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana, Badan Geologi, KESDM, Agus Budianto menjeleaskan, bencana banjir bandang di Luwu Utara bukan peristiwa yang terjadi tiba-tiba. Bencana ini terjadi karena adanya akumulasi kondisi alam baik cuaca dan kondisi topografi wilayah.

Dikatakan, kondisi Luwu Utara yang sebagian besar wilayah pegunungan yang kerentanan tanahnya mudah lepas. Jika hujan, potensi gerakan tanah mudah terjadi. Dimana tanahnya bisa menyumbat aliran sungai di sekitarnya dan menjadi sedimen.

Agus mengaku, potensi bencana masih akan terjadi. Mitigasi bencana oleh pemerintah daerah harus dilakukan demi meningkatkan kewaspadaan. Di tengah curah hujan yang tinggu diperkirakan masih terjadi. (BACA JUGA: Keluarga dan Pesohor Menangis Usai Dengar Lirik "12 Tahun Terindah" BCL)

"Potensi ini akan tetap ada di waktu kapanpun juga kalau kita tidak melakukan tindakan-tindakan, misalnya membatasi tentunya pemukiman di sekitar di jalur sungai, dan membatasi wilayah-wilayah yang berada di mulut lembah," papar Agus.

Makanya, perencanaan ulang tata kota di daerah rawan bencama perlu dievaluasi. Pengembangan kota di sekitar sungai dan sekitar lembah, perlu dibatasi. Bahkan jika perlu dijauhi untuk kemudian digeser menjauhi daerah sungai terutama yang berhulu di daerah perbukitan rawan longsor.

Hal ini perlu diikuti dengan pemulihan fungsi lahan, dengan menanam vegetasi berakar kuat di daerah perbukitan. "Pencegahan tentu ditanami dengan tanaman berakar kuat di sekitar bekas longsoran," pungkas Agus.
(vit)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More