Karomah Buyut Wapres Ma'ruf Amin, Syekh Nawawi Al Bantani

Rabu, 29 Maret 2023 - 06:27 WIB
Sementara Nawawi yang saat itu masih remaja berpendapat arah kiblat mesti dibetulkan. Saat kesepakatan tak bisa diraih karena masing-masing mempertahankan pendapatnya dengan keras, Nawawi remaja menarik lengan baju lengan Sayyid Utsman.

Dirapatkan tubuhnya agar bisa saling mendekat. “Lihatlah Sayyid!, itulah Kakbah tempat Kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Kakbah itu terlihat amat jelas.

Sementara Kiblat masjid ini agak kekiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap ke Kakbah," ujar Nawawi ketika itu.

Sayyid Utsman termangu. Kakbah yang dia lihat dengan mengikuti telunjuk Nawawi remaja memang terlihat jelas. Sayyid Utsman merasa takjub dan menyadari, remaja yang bertubuh kecil di hadapannya ini telah dikaruniai kemuliaan, yakni terbukanya nur basyariyyah.

Dengan karomah itu, dimanapun dia berada Kakbah tetap terlihat. Dengan penuh hormat, Sayyid Utsmân langsung memeluk tubuh kecil beliau. Sampai saat ini, jika mengunjungi Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser, tidak sesuai aslinya. Selanjutnya karena situasi dan kondisi tanah air yang bergejolak akibat penjajahan Belanda.

Pihak Belanda mencemaskan kehadiran Syekh Nawawi di Banten bakal kembali menggelorakan semangat pemberontakan. Situasi ini membuat Syekh Nawawi memutuskan untuk kembali ke kota Mekkah. Kemudian dia kembali belajar ilmu agama dan menetap kembali di Mekkah.

Dia tekun belajar selama 30 tahun, sejak tahun 1830 hingga 1860 M. Pada masa menetap di Mekkah inilah karena kepiawaiannya dalam ilmu agama, terutama tentang tauhid, fiqih, tafsir, dan tasawwuf dia ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram pengganti imam sebelumnya Syekh Achmad Khotib Al-Syambasi.

Sejak itulah dia dikenal dengan nama Syekh Nawawi al-Bantani. Disini karomah Syekh Nawawi al Bantani kembali nampak. Dimana jari telunjuknya mengeluarkan cahaya seperti lampu disaat kegelapan melanda ketika dia mengarang kitab Maraqi al-Ubudiyyah syarah Matan Bidayah al-Hidayah.

Ketika itu Syekh Nawawi dalam perjalanan dengan unta yang tanpa penerangan namun disaat itu inspirasi untuk mengarang kitab sedang menguat.

Lalu Syekh Nawawi berdoa memohon kepada Allah SWT agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu menerangi jari kanannya yang untuk menulis. Telunjuknyapun mengeluarkan cahaya seperti lampu yang menerangi kegelapan.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More