Jokowi Dukung Konsep Pembangunan Desa Lewat Sistem yang Dikembangkan Yayasan Kitong Bisa
Minggu, 26 Maret 2023 - 11:11 WIB
Berangkat dari tantangan ini, masyarakat membutuhkan sebuah sistem yang memfasilitasi mereka untuk dapat berkomunikasi dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal, dan Bappenas, untuk dapat menyampaikan aspirasi tersebut, lalu akan ditindaklanjuti.
Informasi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sistem digital dengan bimbingan Local Champion untuk menyampaikan aspirasi penambahan gedung bangunan sekolah, termasuk melakukan detail perencaanaan penganggaran dan eksekusi pembangunannya.
"Local champions kemudian akan menyampaikan aspirasi pembangunan sekolah setelah melakukan pembahasan bersama tokoh masyarakat, termasuk menetapkan lokasinya dan menghitung besaran anggaran yang dibutuhkan," sambungnya.
Saat ini, Yayasan Kitong Bisa, yang biasa juga dikenal masyarakat dengan Kitong Bisa Foundation (KBF), telah menggandeng Pemerintah Daerah serta beberapa NGO lokal dan internasional dalam menerapkan program Local Champion ini.
Yayasan Kitong Bisa menargetkan untuk melatih lebih dari 100.000 Local Champions untuk menjadi penggerak pembangunan kampung lewat digitalisasi perencanaan dan pembangunan desa ini.
Annes juga menambahkan bahwa Digitalisasi Perencanaan dan Pembangunan berbasis Local Champion ini bukan menggantikan Sistem Informasi Desa, ataupun mekanisme Musrembangdes, Musrembangda, dan KRISNA yang ada, akan tetapi akan saling melengkapi dan menguatkan. Digitalisasi ini memberikan kemampuan untuk masyarakat dapat berkomunikasi secara dua arah secara real time.
Bukan hanya itu saja, sistem ini pun bisa digunakan secara luring atau offline, sehingga memudahkan masyarakat yang sekiranya sedang mengalami gangguan jangkauan internet.
Yayasan Kitong Bisa berharap sistem ini bisa hadir di semua desa se-Indonesia. Terlebih saat ini, sistem ini pun sudah dikolaborasikan dengan Badan Pengembangan Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Informasi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sistem digital dengan bimbingan Local Champion untuk menyampaikan aspirasi penambahan gedung bangunan sekolah, termasuk melakukan detail perencaanaan penganggaran dan eksekusi pembangunannya.
"Local champions kemudian akan menyampaikan aspirasi pembangunan sekolah setelah melakukan pembahasan bersama tokoh masyarakat, termasuk menetapkan lokasinya dan menghitung besaran anggaran yang dibutuhkan," sambungnya.
Saat ini, Yayasan Kitong Bisa, yang biasa juga dikenal masyarakat dengan Kitong Bisa Foundation (KBF), telah menggandeng Pemerintah Daerah serta beberapa NGO lokal dan internasional dalam menerapkan program Local Champion ini.
Yayasan Kitong Bisa menargetkan untuk melatih lebih dari 100.000 Local Champions untuk menjadi penggerak pembangunan kampung lewat digitalisasi perencanaan dan pembangunan desa ini.
Annes juga menambahkan bahwa Digitalisasi Perencanaan dan Pembangunan berbasis Local Champion ini bukan menggantikan Sistem Informasi Desa, ataupun mekanisme Musrembangdes, Musrembangda, dan KRISNA yang ada, akan tetapi akan saling melengkapi dan menguatkan. Digitalisasi ini memberikan kemampuan untuk masyarakat dapat berkomunikasi secara dua arah secara real time.
Bukan hanya itu saja, sistem ini pun bisa digunakan secara luring atau offline, sehingga memudahkan masyarakat yang sekiranya sedang mengalami gangguan jangkauan internet.
Yayasan Kitong Bisa berharap sistem ini bisa hadir di semua desa se-Indonesia. Terlebih saat ini, sistem ini pun sudah dikolaborasikan dengan Badan Pengembangan Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
(nag)
tulis komentar anda